Selasa, 25 Juni 2013

MKTS - 17. Sumur Zamzam




Lorong menuju sumur zamzam di masa Raja Fahd



Sejarah Penemuan Sumur Zamzam. Mas'a yang menghubungkan antara Bukit Shofa dan Marwa merupakan saksi sejarah perjalanan Siti Hajar dalam usahanya mencari air untuk mempertahankan hidup, yang kemudian diabadikan oleh Alloh sebagai salah satu dari rangkaian manasik haji.
Menurut riwayat Ibnu Abbas, Nabi Ibrahim datang ke Makkah bersama Hajar (isteri) dan Ismail (anak) yang masih menyusu. Nabi Ibrahim, lantas meninggalkan anak-isterinya di dekat Baitulloh di lembah yang sepi dan tak ada seorang pun di sana. Tepatnya ditinggal di bawah pohon besar yang posisinya kira-kira di atas lokasi sumur zamzam, dengan makanan dan minuman secukupnya.
Ibrahim terus pergi naik bukit dan diikuti Hajar sambil memanggilnya berulang-ulang:
"Wahai Ibrahim! Kemanakah engkau...! Apakah engkau akan meninggalkan kami berdua di tempat yang sepi ini!". Tetapi Nabi Ibrahim terus naik dan tidak menggubrisnya. Ketika Siti Hajar bertanya : "Apakah ini atas perintah Alloh!", baru beliau mengiyakan. Siti Hajar pun menerima kenyataan ini dengan penuh tawakkal, "Baiklah kalau begitu, kami tidak perlu khawatir lagi".
Ibrahim terus naik ke puncak bukit Shofa, lalu berdoa sambil mengarahkan pandangannya ke arah reruntuhan Ka'bah yang saat itu terkubur tanah :
"Ya Tuhan kami, sungguh aku tempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitulloh) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur."(QS Ibrahim,[14] : 37)
Ketika bekal makanan menipis dan persediaan air habis, Siti Hajar naik ke puncak bukit Shafa, lalu  memandang ke daerah sekitar dengan tujuan mencari orang yang bisa menolongnya, kemudian turun dari Shafa. Ketika sampai di lembah, ia mengangkat ujung roknya sambil berlari kecil (berjalan cepat), terus naik ke puncak bukit Marwa. Sesampainya di sana tidak dilihatnya seorang pun, lantas turun lagi dan naik ke bukit Shofa dengan tujuan yang sama. Begitu seterusnya sampai ia melakukannya sebanyak 7 kali bolak-balik.
 Sewaktu berada di Marwa pada perjalanannya yang terakhir, ia mendengar suara. "Diamlah!", kata Hajar. Setelah ditelusuri dari mana datangnya suara itu, ternyata berasal dari suara malaikat Jibril yang mengepakkan sayapnya menggali tanah pasir di dekat Nabi Ismail. Tak lama kemudian, memancarlah air yang cukup deras, dan Siti Hajar pun menghimpun air itu dengan tangannya sambil mengatakan : "zam...zam... , zam.... zam...." (Air yang melimpah).  

Sumur Zamzam jaman kuno
 Air yang keluar dari sumber yang di kemudian hari terkenal dengan sebutan "Sumur Zamzam" inilah yang sehari-hari diminum oleh Siti Hajar, Nabi Ismail beserta anak keturunannya, penduduk Makkah dan para peziarah haji sampai sekarang. 
 Sumur Zamzam yang sampai saat ini berusia 5000 tahun mengalami dua kali penggalian. Penggalian pertama dilakukan oleh malaikat Jibril dan penggalian kedua oleh Abdul Mutholib, Kakek Nabi. 
Tidak lama setelah ditemukannya Sumur Zamzam sebagai karunia Alloh kepada Siti Hajar dan Ismail, rombongan suku  Jurhum dari Yaman datang dan menetap di sekitar lokasi sumur (Makkah). Mereka bertahun-tahun hidup bertetangga dengan Siti Hajar dan Ismail. Bahkan mereka menjadi keluarga setelah Ismail dinikahkan dengan anak mereka.




Jurhum berabad-abad menjadi suku arab yang kuat, terhormat dan disegani. Sewaktu mereka sudah berani menghina dan mencemari Baitulloh dan Tanah Haram dengan kezhaliman, aqidah syirik dan kejahatan, menyebabkan sumber air zamzam tiba-tiba menjadi kering. Sumur pun lalu ditutup dan dikubur selama beberapa abad, bahkan dilupakan dan tidak diketahui lagi lokasinya. Sumur zamzam hanya tinggal kenangan bangsa arab.
  
Lorong menju ke sumur dijaman Raja Fahd
Suku Jurhum terusir dari Makkah setelah dikalahkan oleh suku Khuza'ah. Suku ini berkuasa di Makkah beberapa abad sampai kota ini dikuasai oleh suku Quraisy. Sewaktu suku Quraisy dipimpin oleh kakek Rosululloh yang bernama Abdul Mutholib, pada suatu malam beliau bermimpi didatangi seseorang dan menyuruhnya menggali sumur zamzam di tempat yang ditentukan. Setelah tempat tersebut digali bersama anak-anaknya, sumur zamzam akhirnya berhasil ditemukan kembali. Sejak saat itu beliau dan anak keturunannyalah yang berhak menguasai dan membagi-bagikan airnya kepada penduduk Makkah dan para peziarah haji. 


 

Identifikasi Sumur Zamzam Dan Sumber Air.
 

Posisi dan kedalam Sumur Zamzam
Posisi Sumur Zamzam berjarak + 21 meter sebelah timur dari rukun Hajar Aswad. Kondisi sumurnya sekarang ini berada pada kedalaman 1,56 meter di bawah lantai thwaf (sath-hul mathof) yang ditandai dengan bulatan pada lantai yang didalamnya tertulis "Bi'ru Zamzam". Dari bibir sumur sampai ke permukaan air berjarak 4 meter. Kedalaman sumur, mulai dari bibir sumur sampai ke dasarnya sedalam 30 meter. Luas diameter sumur tidak sama, yakni antara 1,5 meter sampai 2,65 meter, disebabkan posisi sumur yang tidak lurus.
 
Sumber air Zamzam mengalir deras dari celah-celah / lobang pada kedalaman 13 meter dari bibir sumur. Celah-celah / lobang sumber air tersebut terbagi kedalam 3 celah pokok.
1). Celah yang mengarah ke Hajar Aswad sepanjang 45 cm dan tinggi 30 cm, merupakan pemasok air terbesar untuk sumur zamzam.
2). Celah agak besar sepanjang 70 cm dan tinggi 30 cm bercabang dua yang mengarah ke pengeras suara, dekat maqom Ibrahim.
3). Celah berukuran agar kecil sebanyak 21 celah yang mengarah ke  jabal Qubaisy, Shafa dan Marwa. Sedang lokasi penyedotan dan penyulingan air terletak pada kedalaman 18 meter, pada lobang sumur berdiameter 2,65 meter.
 
Celah-celah sumber air Zamzam dari arah Hajar Aswad
 Sumur Zamzam yang menjadi sumur tertua dan terbaik airnya di dunia ini mengalir terus sampai hari kiamat dan tidak pernah mengalami kekeringan sumber, meskipun telah diambil, disedot dan dipompa setiap hari. Saat ini air Zamzam setiap hari dipompa dengan mesin canggih yang menghasilkan 11 sampai 18 liter air per detik. Jadi dalam waktu satu jam, mesin ini  mampu menyedot air Zamzam sebanyak 39.000 liter (11 liter x 60 detik x 60 menit), dan dalam waktu sehari non stop dihasilkan air sebanyak 936.000 liter  (24 jam x 39.000 liter). 
Mesin Pompa Sumur  Zamzam
 

Keistimewaan dan Keutamaan Air Zamzam :
1). Air Zamzam bersumber dari mata air surga. Berdasarkan atsar dari Ibnu Abbas, dan penjelasan para sahabat dan ulama salaf.
2). Air Zamzam merupakan rizki dan karunia istimewa Alloh bagi Siti Hajar dan Ismail, sebagai wujud pengkabulan doa Nabi Ibrahim yang tersebut dalam QS Ibrahim,[14] : 37.
3). Air Zamzam merupakan salah satu tanda kekuasaan Alloh di Tanah Suci, selain Hajar Aswad, Maqom Ibrahim dan Hijir Ismail. (QS Ali Imran,[3] : 96-97).
4). Air Zamzam merupakan nikmat dan manfaat terbesar yang disaksikan para jamaah haji (QS Al-Hajj : 27-28)
5). Air Zamzam memancar keluar dari sumur yang digali atau dikeruk dengan kepakan sayap malaikat Jibril.
6).  Air Zamzam memancar di lembah yang paling suci di dunia
7). Air Zamzam digunakan untuk membasuh hati Rosululloh sewaktu kecil dan ketika akan Isro'-Mi'roj.
8). Air Zamzam penuh dengan berkah. Keberkahannya bertambah setelah Rosululloh meludahinya.
9). Air Zamzam merupakan minuman sekaligus makanan yang mengenyangkan dan menguatkan tubuh. Hajar dan Ismail hanya minum zamzam saat kehabisan bekal makanan. Nabi pernah berhari-hari tidak makan kecuali dengan minum zamzam. Abu Dzar Al-Ghiffari selama sebulan tidak makan kecuali minum air zamzam pada awal keislamannya. Nabi  berkomentar, "Sungguh air zamzam penuh berkah dan  makanan yang mengenyangkan". (HR Muslim, dari Abu Dzar al-Ghiffari).
10). Air Zamzam mengalir terus dan tidak pernah kering sampai hari kiamat.
11). Air zamzam merupakan obat yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit. (HR Muslim, dari Abu Dzar, dan hadis-hadis lain)
12). Air zamzam itu tergantung pada niat meminumnya. Jika diminum dengan niat, doa dan tujuan memperoleh kebaikan atau terkabulnya hajat, maka Alloh akan mengabulkannya.
13). Air Zamzam merupakan air yang terbaik kandungannya dan tersuci di muka bumi.

Air Zamazam dlm kemasan 10 ltr siap dibawa pulang ke tanah air

Kandungan mineral
Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi :
1) Positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).
2) Negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre).


 
Molekul Air Zamzam
Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini



Adab Sopan Santun Meminum Zamzam
1). Mengambilnya dengan tanan kanan
2). Minum sambil menghadap ke arah kiblat
3). Didahului dengan membaca Basmalah. (Bismil-laahirrohmaanirrohiim)
4). Diminum seteguk, lalu berhenti sebentar sambil bernafas tiga kali. Minum lagi seteguk, berhenti dan bernafas 3 kali. begitu seterusnya, sampai munum sepuas-puasnya.
5). Selesai minum membaca Hamdalah. Lalu berdoa apa saja, dengan bahasa apa saja sesuai hajat.

Minum air Zamzam sambil menghadap ke kiblat


Berikut ini doa yang diajarkan Ibnu Abbas : Ibnu Abbas melihat seseorang yang hendak meminum air zamzam, lalu bertanya: “Tahukah kamu cara meminumnya?. Ambillah air zamzam satu timba, lalu menghadaplah ke kiblat dan ucapkan Basmalah, bernafaslah 3 kali setiap satu tegukan hingga engkau puas. Setelah selesai, berdoalah :
اَللَّهُمَّ   اِنِّيْ اَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا  وَرِزْقًا  وَاسِعًا  وَشِفَاءً   مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَسَقَمٍ بِرَحْمَتِكَ  يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Tempat minum zamzam diluar Masjid Nabawi
Ya Alloh, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang luas, dan obat kesembuhan dari berbagai macam penyakit ringan dan berat. Berkat rahmat-Mu, Ya Alloh.







Jumat, 21 Juni 2013

PYPD - 27. Surga Ada Dibawah Telapak Kaki Ibu. Kenapa Tidak Dibawah Perintah Rasulullah ? *)



Oleh Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki




Di antara keistimewaan dan kekhususan Rasulullah saw yang ramai dibicarakan para pakar dan ulama sampai saat ini adalah tentang “Jaminan surga” Rasulullah, sebagaimana yang dijelaskan oleh As-Suyuthy dan al-Qasthalany, serta az-Zarqany dalam komentarnya terhadap kitab Al-Mawahib al-Laduniyah, yang intinya : bahwa jaminan surga ini tidak akan terjadi kecuali bagi orang yang berhak mendapatkannya dari kalangan Ahlu Tauhid, dan  dengan seizin Allah swt, sebagaimana yang dijelaskan didalam hadis Nabi :

إِنَّـمَا أنـَا قَاسِمٌ,   وَ اللَّـهُ مُعْـطٍ
Saya hanya sekedar membagikan, sementara Allah-lah yang memberi”.

Jika benar suatu ungkapan “Surga itu ada di bawah telapak kaki kaum ibu”, kenapa tidak ada ungkapan yang berbunyi “Surga itu berada di bawah perintah Rasulullah saw” ?.
Makna yang terkandung didalam ungkapan “Surga itu berada di bawah telapak kaki kaum ibu”  merupakan ungkapan Majaz Aqli, dan bukan dalam pengertian yang sebenarnya. Maksudnya, seseorang akan sampai menuju ke surga adalah dengan cara berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama ibunya. Dalam hubungannya dengan Rasulullah saw, seseorang akan masuk kedalam surga adalah dengan cara mentaati dan mencintai beliau saw. Berikut ini merupakan kajian tentang beberapa keistimewaan beliau saw dalam kaitannya dengan jaminan masuk surga.


1.  Jaminan surga dari Rasulullah saw

Rasulullah saw memberikan jaminan masuk surga kepada sebagian sahabatnya. Di antaranya adalah mereka yang pernah mengikuti Bai’atul ‘Aqabah. Hadis yang diceritakan Ubadah bin as-Shamit berbunyi: “Aku termasuk orang yang mengikuti Bai’atul ‘Aqabah pertama. Saat itu kami berjanji setia kepada Rasulullah saw untuk tidak akan menyekutukan Allah swt dengan sesuatu yang lain; tidak akan mencuri; tidak akan berzina; tidak akan membunuh bayi-bayi kami; tidak akan melakukan kebohongan yang besar (fitnah); tidak akan bermaksiat; dan tidak akan melanggar suatu aturan yang jelas-jelas diatur didalam agama. Setelah itu beliau saw bersabda: “Barangsiapa yang wafat di antara kalian, maka ia akan berhak masuk ke surga. Jika kalian melanggar salah satu butir dari isi Bai’atul Aqabah tersebut, maka urusan kalian berada di tangan Allah swt. Jika Dia menghendaki, Dia akan menyiksamu dan bila menghendaki, Dia akan mengampunimu”.

Ibnu Katsir mengetengahkan hadis di atas didalam kitabnya, As-Sirah, juz 2, hal. 176, pada bab “Permulaan Islamnya Sahabat Anshar”.
Dijelaskan didalam kitab Ash-Shahih, bahwa pernyataan Bai’at tersebut merupakan syarat seseorang masuk ke surga. Ubadah bin ash-Shamit berkata, “Kami termasuk pimpinan kabilah yang mengucapkan Ba’at (janji setia) kepada Rasulullah saw. Kami berbai’at untuk tidak akan mensyirikkan Allah swt dengan sesuatu yang lain; tidak akan mencuri; tidak akan berzina; tidak akan membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah swt kecuali dengan alasan yang dibenarkan agama. Dan kami berhak mendapatkan surga jika telah melakukan isi Bai’at tersebut”.  (HR Bukhary didalam kitab Manaqib al-Anshar, pada bab “Bai’atul ‘Aqabah”.)
Riwayat lainnya menyebutkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: “Barangsiapa yang melaksanakan (isi Bai’at), maka ia berhak mendapatkan surga”. Sebagaimana hal ini disebutkan didalam kitab Al-Bidayah, juz 3, hal. 150. Dan didalam kitab yang sama dijelaskan sebuah hadis Nabi yang dikisahkan oleh Qatadah ra, bahwa para sahabat Anshar berkata: “Ya Rasulullah saw ! Dengan Bai’at itu, lalu apa balasannya jika kami telah melaksanakannya?”. Surga”, jawab beliau saw.
Hadis dari Abdullah bin Mas’ud ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Jika kalian melakukan isi Bai’atul Aqabah tersebut, kalian berhak masuk surga atas jaminan Allah swt dan aku”. (HR At-Thabrany. Lihat kitab Kanzul ‘Ummal, juz 1, hal. 63 dan kitab Majma’ al-Zawaid, juz 6, hal. 67)



2. Daftar nama para penghuni surga di tangan Rasulullah saw

Sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ra menjelaskan, bahwa Rasulullah saw bersabda “Mimbar-mimbar dari Nur disediakan untuk diduduki  para Nabi. Tinggal mimbarku yang tidak aku duduki. Karena saat itu aku berdiri di hadapan Tuhanku, khawatir kalau-kalau aku dimasukkan ke surga terlebih dahulu, sementara umatku tertinggal di belakang. Kemudian aku berdoa: ‘Ya Allah! Umatku bagaimana? Umatku bagaimana?’ . Allah swt berfirman: ‘Hai Muhammad! Apa yang kamu kehendaki agar Aku dapat berbuat untuk umatmu?’. Aku jawab: ‘Ya Allah! Segerakan penghitungan amal mereka!’. Selanjutnya Allah swt segera memanggil umatku satu persatu untuk dihitung amalnya. Diantara mereka ada yang dimasukkan ke surga berkat rahmat-Nya, ada yang masuk surga berkat syafaatku. Aku selalu memberi syafaat, sampai-sampai daftar nama orang-orang yang jelas sudah masuk neraka diserahkan kepadaku, sehingga malaikat penjaga neraka bilang kepadaku: ‘Hai Muhammad! Aku terus menerus menyiksa umatmu disebabkan kemarahan Tuhanmu kepada mereka!’. (HR Thabrany, didalam kitab Al-Kabir dan Al-Ausath. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Baihaqy).



3. Usman bin Affan membeli surga dari Rasulullah saw

Hadis dari Abu Hurairah ra menjelaskan, bahwa Usman bin Affan ra dua kali membeli surga dari Rasulullah saw. Yang pertama pada saat ia membiayai penggalian sumur Ma’unah dan kedua pada saat ia menyumbangkan hartanya untuk perbekalan para prajurit perang yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. (HR Al-Hakim didalam kitab Al-Mustadrak, juz 3, hal. 107. Hadis tersebut bernilai shahih)
Setiap orang yang berakal tentu tahu, bahwa surga adalah hak milik Allah swt. Tiada seorang pun yang berhak memiliki dan memberikannya kepada orang lain, sekalipun ia memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah swt, baik ia malaikat, para Nabi, maupun para Rasul. Hanya saja Allah swt menganugerahkan surga dan kedudukan yang mulia kepada mereka yang menyebabkan mereka lebih istimewa daripada sekalian makhluk. Anugerah tersebut disandarkan kepada mereka, dan pentasarufannya pun disandarkan kepada mereka sebagai wujud penghormatan, pengagungan dan pemuliaan Allah swt kepada mereka.
Dari sini kita dapat menyimpulkan tentang kekhususan dan keistimewaan Rasulullah saw yang diberi hak untuk memberikan jatah masuk surga, menjamin masuk surga, menjual surga, serta memberi kabar gembira masuk surga dan lain-lain kepada umatnya, disertai suatu keyakinan bahwa surga adalah hak milik Allah swt. Hal ini tidak perlu diragukan. Hanya orang bodoh saja yang meragukannya.

أَللَّهُـمَّ نَـوِّرْ بَصَائِـرَنَـا وَ افْـتَحْ مَسَامِـعَ قُلُوْبِـنَا, وَ أَرِنَـا الْـحَقَّ حَقًّـا وَ ارْزُقْنَا اتِّـبَاعَـهُ
Ya Allah! Sinarilah mata hati kami. Bukakanlah pendengaran hati kami. Perlihatkanlah kepada kami bahwa yang benar itu benar, lalu berikanlah kemampuan kepada kami untuk mengikutinya".



=============================
 *) Sumber : diterjemahkan dari kitab "مفاهيم يجب ان تصحح", karya DR. Sayyid Muhammad Alawi Abbas Al-Maliki