_______________________
oleh : Achmad Suchaimi
Pintu Ka'bah
Berdoa di depan pintu Ka'bah |
Ketika dibangun oleh Nabi Ibrahim, Ka'bah memiliki dua pintu yang
menyentuh tanah. Bentuknya sederhana, sekedar lubang terbuka dan tidak ada daun
pintunya. Fungsinya sebagai tempat masuk-keluar saja.
Pintu
depan di tembok bagian timur (dekat Hajar Aswad) untuk masuk, dan pintu
belakang di tembok bagian barat (dekat Rukun Yamani) untuk keluar. Raja As'ad
Tubba' III dari Yaman merupakan orang yang pertama kali membuat kan daun pintu
Ka'bah.
Berdoa di arah Multazam dan Pintu Ka'bah |
Sewaktu
kaum Quraisy merenovasi Ka'bah tahun 606 M, pintu belakang ditutup, sedangkan pintu
depan ditinggikan dari permukaan tanah dan daun pintunya dibuat dua. Ketika
A'isyah menanyakan kepada Nabi kenapa pintunya ditinggikan, lalu dijawab beliau: "Kaummu
yang melakukannya, agar mereka dapat memasukkan siapa saja yang dikehendaki dan
melarang masuk siapa saja sekehendaknya. Kalau saja aku tidak khawatir hati
kaummu tersinggung, karena baru saja keluar dari masa jahiliah, tentu akan aku
buatkan tembok didalam Ka'bah dan menyentuhkan pintunya ke tanah". (HR
Bukhari).
Kunci Gembok Ka'bah |
Pintu Ka'bah dari waktu ke waktu selalu
menjadi perhatian pemimpin kaum muslimin dan beberapa kali diperbaiki sesuai
kebutuhan dan kepentingan tertentu. Keadaan Pintu Ka'bah saat ini merupakan
usaha perbaikan Raja Khalid bin Abdul Aziz, yang dikerjakan selama setahun
penuh dan selesai pada tahun 1399 H. Daun pintu dibuat dua, struktur kerangka
pintu dari tumpuan kayu setebal 10 cm, dilapisi dengan 280 kg emas murni,
dengan dihiasi ornamen-ornamen kaligrafi ayat-ayat Al-Qur'an. Panjang/tinggi
3,10 m, lebar 1,90 m, kedalaman 50 cm, jarak antara pintu dan permukaan tanah
2,25 m.
Juru Kunci Ka'bah |
Juru
Kunci Ka'bah. Pertama
kali kunci Ka'bah dipegang Nabi Ismail sendiri, lalu diwariskan secara turun temurun kepada :
1). Putra nabi Ismail yang bernama Tsabit, lalu kepada
anak-cucunya
2).
Diberikan kepada kabilah Jurhum, yakni
para paman Nabi Ismail
dari garis ibu,
3).
Dipegang kabilah Khaza'ah, dan seterusnya
4).
Dpegang Qushai bin Kilab (kabilah
Quraisy), kakek keempat Nabi Muhammad, dan anak turunnya.
5). Dipegang Bani Abi Thalhah / Bani Syaibah sampai
kiamat. Ketika Fat-hu Makkah, kunci dipegang Utsman bin Tholhah. Nabi memintanya untuk membukanya, lalu masuk
kedalam Ka'bah dan sholat didalamnya. Setelah keluar, beliau bersabda, "Ingat,
setiap darah, harta dan perbuatan sewenang-wenang seperti pada zaman jahiliah
adalah di bawah tanggung jawabku untuk mengurusnya, kecuali pekerjaan memberi
minum jamaah haji dan menjaga Ka'bah. Sungguh, (kunci Ka'bah ini) aku tetapkan
untuk dikembalikan kepada yang berhak seperti yang berlaku di zaman jahiliah." Beliau lalu mengembalikan kunci Ka'bah kepada
Utsman bin Tholhah seraya bersabda, "Ambil kunci ini, wahai Bani
Thalhah untuk selama-lamanya, sehingga tidak ada yang merebutnya kecuali orang
yang zhalim". Sepeninggal Utsman, kunci diberikan kepada anak pamannya
dari garis ayah, yakni Syaibah dan diteruskan kepada anak-anak keturunannya sampai
sekarang.
Peta Pintu Ka'bah, Multazam dan Hajar Aswad |
Multazam yang terletak diantara Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah
selebar + 2 meter merupakan tempat dikabulkannya doa. Di tempat ini
Rosululloh, para sahabat dan ulama salaf berdoa sambil menempelkan pipi, dada,
lengan dan telapak tangan ke dinding Ka'bah. Setiap datangnya musim haji,
sebaiknya berdoa di tempat yang agak jauh tetapi searah, karena tempat ini
penuh sesak dan dipenuhi orang-orang yang antre mencium Hajar Aswad dan
berdoa.
Berdoa sambil tempelkan wajah, tangan, dada di multazam |
Peta Multazam, Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah |
Pintu Ka'bah
Ketika dibangun oleh Nabi Ibrahim, Ka'bah memiliki dua pintu yang
menyentuh tanah. Bentuknya sederhana, sekedar lubang terbuka dan tidak ada daun
pintunya. Fungsinya sebagai tempat masuk-keluar saja.
Pintu
depan di tembok bagian timur (dekat Hajar Aswad) untuk masuk, dan pintu
belakang di tembok bagian barat (dekat Rukun Yamani) untuk keluar. Raja As'ad
Tubba' III dari Yaman merupakan orang yang pertama kali membuat kan daun pintu
Ka'bah.
Sewaktu
kaum Quraisy merenovasi Ka'bah tahun 606 M, pintu belakang ditutup, sedangkan pintu
depan ditinggikan dari permukaan tanah dan daun pintunya dibuat dua. Ketika
A'isyah menanyakan kepada Nabi kenapa pintunya ditinggikan, lalu dijawab beliau: "Kaummu
yang melakukannya, agar mereka dapat memasukkan siapa saja yang dikehendaki dan
melarang masuk siapa saja sekehendaknya. Kalau saja aku tidak khawatir hati
kaummu tersinggung, karena baru saja keluar dari masa jahiliah, tentu akan aku
buatkan tembok didalam Ka'bah dan menyentuhkan pintunya ke tanah". (HR
Bukhari).
Pintu Ka'bah dari waktu ke waktu selalu
menjadi perhatian pemimpin kaum muslimin dan beberapa kali diperbaiki sesuai
kebutuhan dan kepentingan tertentu. Keadaan Pintu Ka'bah saat ini merupakan
usaha perbaikan Raja Khalid bin Abdul Aziz, yang dikerjakan selama setahun
penuh dan selesai pada tahun 1399 H. Daun pintu dibuat dua, struktur kerangka
pintu dari tumpuan kayu setebal 10 cm, dilapisi dengan 280 kg emas murni,
dengan dihiasi ornamen-ornamen kaligrafi ayat-ayat Al-Qur'an. Panjang/tinggi
3,10 m, lebar 1,90 m, kedalaman 50 cm, jarak antara pintu dan permukaan tanah
2,25 m.
Juru
Kunci Ka'bah. Pertama
kali kunci Ka'bah dipegang Nabi Ismail sendiri, lalu diwariskan secara turun temurun kepada :
1). Putra nabi Ismail yang bernama Tsabit, lalu kepada
anak-cucunya
2).
Diberikan kepada kabilah Jurhum, yakni
para paman Nabi Ismail
dari garis ibu,
3).
Dipegang kabilah Khaza'ah, dan seterusnya
4).
Dpegang Qushai bin Kilab (kabilah
Quraisy), kakek keempat Nabi Muhammad, dan anak turunnya.
5). Dipegang Bani Abi Thalhah / Bani Syaibah sampai
kiamat. Ketika Fat-hu Makkah, kunci dipegang Utsman bin Tholhah. Nabi memintanya untuk membukanya, lalu masuk
kedalam Ka'bah dan sholat didalamnya. Setelah keluar, beliau bersabda, "Ingat,
setiap darah, harta dan perbuatan sewenang-wenang seperti pada zaman jahiliah
adalah di bawah tanggung jawabku untuk mengurusnya, kecuali pekerjaan memberi
minum jamaah haji dan menjaga Ka'bah. Sungguh, (kunci Ka'bah ini) aku tetapkan
untuk dikembalikan kepada yang berhak seperti yang berlaku di zaman jahiliah." Beliau lalu mengembalikan kunci Ka'bah kepada
Utsman bin Tholhah seraya bersabda, "Ambil kunci ini, wahai Bani
Thalhah untuk selama-lamanya, sehingga tidak ada yang merebutnya kecuali orang
yang zhalim". Sepeninggal Utsman, kunci diberikan kepada anak pamannya
dari garis ayah, yakni Syaibah dan diteruskan kepada anak-anak keturunannya sampai
sekarang.
Multazam yang terletak diantara Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah
selebar + 2 meter merupakan tempat dikabulkannya doa. Di tempat ini
Rosululloh, para sahabat dan ulama salaf berdoa sambil menempelkan pipi, dada,
lengan dan telapak tangan ke dinding Ka'bah. Setiap datangnya musim haji,
sebaiknya berdoa di tempat yang agak jauh tetapi searah, karena tempat ini
penuh sesak dan dipenuhi orang-orang yang antre mencium Hajar Aswad dan
berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar