Minggu, 28 April 2013

Sumur Zamzam



Sejarah Penemuan Sumur Zamzam. Mas'a yang menghubungkan antara Bukit Shofa dan Marwa merupakan saksi sejarah perjalanan Siti Hajar dalam usahanya mencari air untuk mempertahankan hidup, yang kemudian diabadikan oleh Alloh sebagai salah satu dari rangkaian manasik haji.
Menurut riwayat Ibnu Abbas, Nabi Ibrahim datang ke Makkah bersama Hajar (isteri) dan Ismail (anak) yang masih menyusu. Nabi Ibrahim, lantas meninggalkan anak-isterinya di dekat Baitulloh di lembah yang sepi dan tak ada seorang pun di sana. Tepatnya ditinggal di bawah pohon besar yang posisinya kira-kira di atas lokasi sumur zamzam, dengan makanan dan minuman secukupnya.
Ibrahim terus pergi naik bukit dan diikuti Hajar sambil memanggilnya berulang-ulang:
"Wahai Ibrahim! Kemanakah engkau...! Apakah engkau akan meninggalkan kami berdua di tempat yang sepi ini!". Tetapi Nabi Ibrahim terus naik dan tidak menggubrisnya. Ketika Siti Hajar bertanya : "Apakah ini atas perintah Alloh!", baru beliau mengiyakan. Siti Hajar pun menerima kenyataan ini dengan penuh tawakkal, "Baiklah kalau begitu, kami tidak perlu khawatir lagi".
Ibrahim terus naik ke puncak bukit Shofa, lalu berdoa sambil mengarahkan pandangannya ke arah reruntuhan Ka'bah yang saat itu terkubur tanah :
"Ya Tuhan kami, sungguh aku tempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitulloh) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur."(QS Ibrahim,[14] : 37)
Ketika bekal makanan menipis dan persediaan air habis, Siti Hajar naik ke puncak bukit Shafa, lalu  memandang ke daerah sekitar dengan tujuan mencari orang yang bisa menolongnya, kemudian turun dari Shafa. Ketika sampai di lembah, ia mengangkat ujung roknya sambil berlari kecil (berjalan cepat), terus naik ke puncak bukit Marwa. Sesampainya di sana tidak dilihatnya seorang pun, lantas turun lagi dan naik ke bukit Shofa dengan tujuan yang sama. Begitu seterusnya sampai ia melakukannya sebanyak 7 kali bolak-balik.
 Sewaktu berada di Marwa pada perjalanannya yang terakhir, ia mendengar suara. "Diamlah!", kata Hajar. Setelah ditelusuri dari mana datangnya suara itu, ternyata berasal dari suara malaikat Jibril yang mengepakkan sayapnya menggali tanah pasir di dekat Nabi Ismail. Tak lama kemudian, memancarlah air yang cukup deras, dan Siti Hajar pun menghimpun air itu dengan tangannya sambil mengatakan : "zam...zam... , zam.... zam...." (Air yang melimpah).  
                                        sumur zamzam jaman kuno
Air yang keluar dari sumber yang di kemudian hari terkenal dengan sebutan "Sumur Zamzam" inilah yang sehari-hari diminum oleh Siti Hajar, Nabi Ismail beserta anak keturunannya, penduduk Makkah dan para peziarah haji sampai sekarang. 
 Sumur Zamzam yang sampai saat ini berusia 5000 tahun mengalami dua kali penggalian. Penggalian pertama dilakukan oleh malaikat Jibril dan penggalian kedua oleh Abdul Mutholib, Kakek Nabi. 
Tidak lama setelah ditemukannya Sumur Zamzam sebagai karunia Alloh kepada Siti Hajar dan Ismail, rombongan suku  Jurhum dari Yaman datang dan menetap di sekitar lokasi sumur (Makkah). Mereka bertahun-tahun hidup bertetangga dengan Siti Hajar dan Ismail. Bahkan mereka menjadi keluarga setelah Ismail dinikahkan dengan anak mereka.
Jurhum berabad-abad menjadi suku arab yang kuat, terhormat dan disegani. Sewaktu mereka sudah berani menghina dan mencemari Baitulloh dan Tanah Haram dengan kezhaliman, aqidah syirik dan kejahatan, menyebabkan sumber air zamzam tiba-tiba menjadi kering. Sumur pun lalu ditutup dan dikubur selama beberapa abad, bahkan dilupakan dan tidak diketahui lagi lokasinya. Sumur zamzam hanya tinggal kenangan bangsa arab.


Suku Jurhum terusir dari Makkah setelah dikalahkan oleh suku Khuza'ah. Suku ini berkuasa di Makkah beberapa abad sampai kota ini dikuasai oleh suku Quraisy. Sewaktu suku Quraisy dipimpin oleh kakek Rosululloh yang bernama Abdul Mutholib, pada suatu malam beliau bermimpi didatangi seseorang dan menyuruhnya menggali sumur zamzam di tempat yang ditentukan. Setelah tempat tersebut digali bersama anak-anaknya, sumur zamzam akhirnya berhasil ditemukan kembali. Sejak saat itu beliau dan anak keturunannyalah yang berhak menguasai dan membagi-bagikan airnya kepada penduduk Makkah dan para peziarah haji. 


Identifikasi Sumur Zamzam Dan Sumber Air.

Posisi Sumur Zamzam berjarak + 21 meter sebelah timur dari rukun Hajar Aswad. Kondisi sumurnya sekarang ini berada pada kedalaman 1,56 meter di bawah lantai thwaf (sath-hul mathof) yang ditandai dengan bulatan pada lantai yang didalamnya tertulis "Bi'ru Zamzam". Dari bibir sumur sampai ke permukaan air berjarak 4 meter. Kedalaman sumur, mulai dari bibir sumur sampai ke dasarnya sedalam 30 meter. Luas diameter sumur tidak sama, yakni antara 1,5 meter sampai 2,65 meter, disebabkan posisi sumur yang tidak lurus.

Sumber air Zamzam mengalir deras dari celah-celah / lobang pada kedalaman 13 meter dari bibir sumur. Celah-celah / lobang sumber air tersebut terbagi kedalam 3 celah pokok.
1). Celah yang mengarah ke Hajar Aswad sepanjang 45 cm dan tinggi 30 cm, merupakan pemasok air terbesar untuk sumur zamzam.
2). Celah agak besar sepanjang 70 cm dan tinggi 30 cm bercabang dua yang mengarah ke pengeras suara, dekat maqom Ibrahim.
3). Celah berukuran agar kecil sebanyak 21 celah yang mengarah ke  jabal Qubaisy, Shafa dan Marwa. Sedang lokasi penyedotan dan penyulingan air terletak pada kedalaman 18 meter, pada lobang sumur berdiameter 2,65 meter.
 Sumur Zamzam yang menjadi sumur tertua dan terbaik airnya di dunia ini mengalir terus sampai hari kiamat dan tidak pernah mengalami kekeringan sumber, meskipun telah diambil, disedot dan dipompa setiap hari. Saat ini air Zamzam setiap hari dipompa dengan mesin canggih yang menghasilkan 11 sampai 18 liter air per detik. Jadi dalam waktu satu jam, mesin ini  mampu menyedot air Zamzam sebanyak 39.000 liter (11 liter x 60 detik x 60 menit), dan dalam waktu sehari non stop dihasilkan air sebanyak 936.000 liter  (24 jam x 39.000 liter).

Keistimewaan dan Keutamaan Air Zamzam :
1). Air Zamzam bersumber dari mata air surga. Berdasarkan atsar dari Ibnu Abbas, dan penjelasan para sahabat dan ulama salaf.
2). Air Zamzam merupakan rizki dan karunia istimewa Alloh bagi Siti Hajar dan Ismail, sebagai wujud pengkabulan doa Nabi Ibrahim yang tersebut dalam QS Ibrahim,[14] : 37.
3). Air Zamzam merupakan salah satu tanda kekuasaan Alloh di Tanah Suci, selain Hajar Aswad, Maqom Ibrahim dan Hijir Ismail. (QS Ali Imran,[3] : 96-97).
4). Air Zamzam merupakan nikmat dan manfaat terbesar yang disaksikan para jamaah haji (QS Al-Hajj : 27-28)
5). Air Zamzam memancar keluar dari sumur yang digali atau dikeruk dengan kepakan sayap malaikat Jibril.
6). Air Zamzam memancar di lembah yang paling suci di dunia
7). Air Zamzam digunakan untuk membasuh hati Rosululloh sewaktu kecil dan ketika akan Isro'-Mi'roj.
8). Air Zamzam penuh dengan berkah. Keberkahannya bertambah setelah Rosululloh meludahinya.
9). Air Zamzam merupakan minuman sekaligus makanan yang mengenyangkan dan menguatkan tubuh. Hajar dan Ismail hanya minum zamzam saat kehabisan bekal makanan. Nabi pernah berhari-hari tidak makan kecuali dengan minum zamzam. Abu Dzar Al-Ghiffari selama sebulan tidak makan kecuali minum air zamzam pada awal keislamannya. Nabi  berkomentar, "Sungguh air zamzam penuh berkah dan  makanan yang mengenyangkan". (HR Muslim, dari Abu Dzar al-Ghiffari).
10).    Air Zamzam mengalir terus dan tidak pernah kering sampai hari kiamat.
11).    Air zamzam merupakan obat yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit. (HR Muslim, dari Abu Dzar, dan hadis-hadis lain)
12).    Air zamzam itu tergantung pada niat meminumnya. Jika diminum dengan niat, doa dan tujuan memperoleh kebaikan atau terkabulnya hajat, maka Alloh akan mengabulkannya.
13).      Air Zamzam merupakan air yang terbaik kandungannya dan tersuci di muka bumi.


Kandungan mineral
Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi :
1) Positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).
2) Negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre).


Molekul Air Zamzam
Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini

Adab Sopan Santun Meminum Zamzam
1). Mengambilnya dengan tanan kanan
2). Minum sambil menghadap ke arah kiblat
3). Didahului dengan membaca Basmalah. (Bismil-laahirrohmaanirrohiim)
4). Diminum seteguk, lalu berhenti sebentar sambil bernafas tiga kali. Minum lagi seteguk, berhenti dan bernafas 3 kali. begitu seterusnya, sampai munum sepuas-puasnya.
5). Selesai minum membaca Hamdalah. Lalu berdoa apa saja, dengan bahasa apa saja sesuai hajat.
Berikut ini doa yang diajarkan Ibnu Abbas : Ibnu Abbas melihat seseorang yang hendak meminum air zamzam, lalu bertanya: “Tahukah kamu cara meminumnya?. Ambillah air zamzam satu timba, lalu menghadaplah ke kiblat dan ucapkan Basmalah, bernafaslah 3 kali setiap satu tegukan hingga engkau puas. Setelah selesai, berdoalah :
اَللَّهُمَّ   اِنِّيْ اَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا  وَرِزْقًا  وَاسِعًا  وَشِفَاءً   مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَسَقَمٍ بِرَحْمَتِكَ  يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Ya Alloh, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang luas, dan obat kesembuhan dari berbagai macam penyakit ringan dan berat. Berkat rahmat-Mu, Ya Alloh.


Senin, 22 April 2013

PYPD - 53.Khatimah *)




KHATIMAH  (PENUTUP)


Demikianlah tulisan ringan kami yang mengkaji beberapa persoalan penting dan dengan tulisan ini kami dapat mencurahkan konsep dan pemahaman kami tentang itu. Jika pemikiran, konsep dan pemahaman kami tersebut benar, maka tiada ucapan yang pantas kami haturkan, selain ucapan Alhamdulillah. Sebaliknya jika ada salahnya, kami menyadari sepenuhnya bahwa diri kami ini adalah sekedar manusia biasa, tempat salah dan lupa. Setiap manusia tidak lepas dari kedua sifat negatif tersebut, kecuali Sayyidina al-Ma’shum Nabi Muhammad saw, yang tidak pernah berbicara sekedar menuruti hawa nafsunya, selain pembicaraan berupa Wahyu yang diberikan Allah swt kepadanya.
Kami berlindung kepada Allah swt dari perselisihan, perdebatan dan pertengakaran yang tidak ada manfaat dan juntrung-nya sama sekali. Kami berlindung kepada-Nya dari ilmu yang tidak bermanfaat, doa yang tidak terkabul dan hati yang tidak khusyuk. Kami berlindung kepada-Nya dari segala kejelekan, kejahatan, cobaan, perbuatan syirik dan bid’ah. Dan kami berlepas diri dari apa saja yang Rasulullah saw berlepas diri darinya dan menetapkan apa saja yang beliau saw tetapkan.
Kami memohon kepada Allah swt, semoga Dia senantiasa menetapkan kami di atas jalan-Nya. Dan kami berharap agar sewaktu mati nanti tetap berada di jalan-Nya itu dalam keadaan muslim, yang berpegang teguh pada tauhid dan beriman kepada-Nya, mati di negeri-Nya (Makkah) dan dimasukkan kedalam lingkungan kaum muslimin yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah swt dan Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, sejak kalimat itu dibawa oleh Rasulullah saw kemudian diwarsikan kepada para sahabat, tabi’in. tabi’uttabi’in dan para pengikut mereka dari kalangan ulama salafusshalih. Semoga kami selalu berada di bahwa naungan para imam tauhid dan naungan para penganjur kebaikan dari kalangan para Pejabat Pemerintah kami yang terhormat ini. Kami berdoa semoga Allah swt selalu memberikan anugerah-Nya kepada mereka untuk tetap menjadi pelindung dan penolong kebenaran, dan semoga dengan jabatan yang sedang mereka pegang ini mereka dituntun Allah swt agar mampu mengantarkan kaum muslimin menjadi masyarakat yang lebih baik.
Segala puji bagi Allah swt, Tuhan Pemelihara alam semesta. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw beserta keluarga, kaum kerabat, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Buku ini ditulis sendiri dengan tangannya dan diucapkan sendiri dengan mulutnya oleh Muhammad bin ‘Abbas bin ‘Alwy, Al-Maliky madzhabnya, As-Salafy akidahnya, Al-Makky kota kelahirannya, Al-Hasany nasab keturunannya, seorang Khadimul ‘Ilmi (pelayan ilmu) di dua Kota Suci, Makkah dan Madinah. Buku ini selesai ditulis di kota Makkah al-Mukarramah pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 1404 H / 1983 M.

Alhamdulillah, buku ini selesai diterjemahkan bi’aunillah pada tanggal 25 September 2000 di Surabaya. Semoga bermanfaat. Amin.
Penerjemah,

Achmad Suchaimi

 

________________________________________________


*) Sumber : Diambil dari salah satu bagian dari kitab :
Judul Asli
: مفـاهـيم يجب أن تـصحح
Penulis
: Prof. DR. Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
Alih Bahasa
: Achmad Suchaimi
Judul Terjemahan
: Pemahaman Yang Perlu Diluruskan (PYPD)











Rabu, 17 Oktober 2012

MKTS - 3. Masjid Bersejarah di Kawasan Mota Makkah

Penulis : Achmad Suchaimi.


Memulai Umroh dari Masjid Aisyah di Tan'im



MASJID HILTON HOTEL
Hilton merupakan hotel besar yang mendapatkan izin istimewa dari kerajaan Saudi, dibangun berhadapan tepat di depan pintu nomor 1 Masjidil Haram.
Hotel ini memfungsikan satu blok di lantai empat sebagai masjid. Bagian depan yang menghadap langsung ke Masjidil Haram diberi dinding kaca tebal dan lebar, sehingga jamaah yang sholat di masjid ini dapat melihat dengan jelas gerakan sholat di halaman Masjidil Haram.

Masjid Hotel Hilton dilengkapi dengan fasilitas air wudhu di bagian belakang hotel, AC yang cukup bagus dan kerpet yang sangat empuk. Masjid ini tidak ada imamnya, karena langsung mengikuti Imam di Masjidil Haram, dengan menggabungkan sistem pengeras suaranya. Setiap shalat, masjid ini selalu penuh.
Hotel ini dilengkapi pula dengan komplek pertokoan modern dan mewah di lantai 1, 2, dan 3. Di lantai paling bawah, ada Kentucy Fried Chicken.  

MASJID ABU BAKAR
Misfalah berada di sebelah selatan Masjidil Haram. Di sini ada sebuah masjid yang didirikan di atas bekas rumah Abu Bakar, untuk mengenang perannya yang begitu besar dalam sejarah perkembangan Islam. Pada saat akan berangat hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad singgah di rumah ini beberapa jam, lalu keluar dari rumah ini dan bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari. Di rumah ini Siti 'Aiyah dilahirkan. 
Kawasan Misfalah
MASJID JIN Dan MASJID SYAJARAH
Masjid Jin di Hujun Makkah
Masjid Jin terletak di utara Masjidil Haram sebelah kiri jalan menuju ke pekuburan Ma'la. Disebut juga Masjid Al-Haras dan direnovasi kembali pada tahun 1421 H.
Disebut Masjid Jin, karena di tempat ini pernah ada serombongan jin masuk Islam di hadapan Rasululloh SAW. 
Masjid Jin disebut juga dengan Masjid Ba'iah, karena di tempat ini serombongan jin berbai'at dan berikrar kepada Nabi Muhammad SAW,  mengakui kerosulan beliau, mengimani Al-Qur'an dan memeluk agama Islam.
Menurut riwayat, pada tahun 10 H Nabi SAW dan para sahabat sholat subuh di tempat ini dengan membaca beberapa ayat Al-Qur'an. Bersamaan dengan itu, lewatlah serombongan jin yang hendak pergi ke Tihamah dan mereka mendengar bacaan ayat tersebut. Selesai shalat, mereka mendatangi dan berdialog dengan beliau SAW, kemudian menyatakan masuk Islam dan berba'iat kepada beliau. Peristiwa ini diabadikan Allah dalam QS Jin ayat 1 dan 2:
"Katakanlah (wahai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwa telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan;  (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami". 
Masjid Syajarah
Masjid Syajarah  terletak di seberang Masjid Jin. Menurut Al-Azraqiy (wafat 244 H / 858 M) dan Al-Fakihi, sebelum rombongan jin masuk Islam, mereka meminta kepada Rasululloh SAW suatu mukjizat, sebagai tanda kebenaran atas kenabiannya. Beliau lalu memanggil pohon yang ada di hadapannya, yakni di lokasi masjid Syajarah sekarang. Tiba-tiba pohon itu tercerabut dari tanah dan bergerak datang ke hadapan beliau, kemudian disuruh beliau kembali ke tempat semula.  
 

MASJID AR-RAYAH
Masjid Ar-Royah berlokasi di kampung Ma'la, arah utara Masjidil Haram.
Sejarah. Sebelum masuk kota Makkah pada waktu Fat-hu Makkah, Rosululloh SAW singgah di tempat ini, lalu menancapkan bendera dan panji kemenangan.

Masjid Ar-Rayah



MASJID KHALID BIN WALID
Masjid ini berlokasi di ruas jalan Kholid bin Walid, sekitar daerah Jarwal Makkah. Masjid ini direnovasi pada tahun 1957 M 
Sejarah. Saat peristiwa Fathu Makkah, Nabi SAW menyuruh pasukan pimpinan Kholid agar masuk kota Makkah dari dataran rendah dan menancapkan benderanya di sana. Untuk mengenangnya, maka didirikanlah masjid ini.


MASJID AL-FATH  Di  Jumum
Masjid Al-Fath berlokasi di daerah Jumum,  di pinggir jalan hijrah yang menghubungkan ke arah kota Madinah. Posisinya + 25 km sebelah utara Makkah. Luasnya sekitar 300 m persegi, panjang 20 m dan lebar 15 m. 
Sejarah. Sebelum memasuki kota Makkah pada peristiwa Fathu Makkah, Nabi SAW bersama 10.000 pasukan singgah, shalat dan menginap satu malam di tempat ini. Di tempat ini, Abu Sufyan bin Harb masuk Islam. 

MASJID MIQOT 'AISYAH  di Tan'im
Tan'im merupakan daerah batas tanah suci yang paling dekat dengan Masjidil Haram. Di sini terdapat Masjid ‘Aisyah yang dibangun di tempat Siti 'Aisyah berihrom untuk Umrah pada peristiwa Hajji Wada'. Disebut juga Masjid Qishosh, karena di masjid ini dilakukan hukum qishosh (pancung) bagi terpidana mati.

Masjid Aisyah di Tan'im
  Lokasinya di pinggir jalan Al-Hijrah yang menghubungkan antara Makkah dan Madinah, pada km 7,5 arah utara Masjidil Haram. Masjid ini dapat dicapai dengan naik Bis kota dari terminal di sebelah timur Masjidil Haram dengan ongkos 2 riyal  (4 riyal bolak-ballik).
Pada masa Raja Fahd, Masjid Tan'im dipugar dan diperluas sehingga  mencapai 6.000 m2. Jika digabung dengan halaman parkir, luas seluruhnya mencapai 84.000 m2.

MASJID MIQOT UMROH di Ji'ronah
Ji'ronah adalah sebuah kampung di luar batas Tanah Haram, terletak di lembah yang terkenal dengan sebutan Wadi Syaraf, berjarak + 24 km sebelah timur laut Masjidil Haram.
Di sini terdapat sebuah masjid sebagai miqot ihrom umroh sunnah dan ada sebuah sumur tua Bi’r Thoflah yang sangat terkenal. Dulu, sumur ini kering, lalu Nabi SAW memukulkan tongkatnya, maka keluar air dengan deras sampai sekarang. Air sumur ini diyakini penuh berkah, dan untuk pengobatan. Namun Sumur ini ditutup oleh pihak Pemerintah Saudi yang berideologi Wahhabi dengan alasan untuk menghindari kesyirikan.  

Masjid Ji'ronah
 Masjid Ji'ronah dibangun kembali dan diperluas pada masa pemerintahan Raja Fahd sehingga mencapai 430 m2. Masjid ini dicapai dengan naik taksi dari Makkah, ongkosnya 20 riyal pulang pergi.
Nabi pernah melakukan ibadah Umrah yang miqotnya dari lokasi masjid Ji'ronah ini seusai berperang melawan kabilah Hawazin. 

MASJID HUDAIBIYAH
Hudaibiyah terletak di kawasan Syumaisiy,  + 21 km dari Makkah, merupakan daerah luar batas Tanah Haram yang terletak di tepi jalan yang menghubungkan antara Makkah dan Jeddah.
Hudaibiyah menjadi terkenal sejak Rosululloh SAW dan 1400 sahabat berangkat ke Makkah yang bertujuan murni untuk beribadah Umroh pada tahun 6 H. Ketika sampai di desa Hudaibiyah, rombongan beliau dicegat kafir Quraisy, maka terpaksa  berhenti dan mendirikan kemah di sini. Beliau lalu mengutus Usman bin Affan berunding dan menjelaskan maksud tujuan kedatanganya ke Makkah. Beberapa hari Usman tidak kembali ke perkemahan, karena ditahan pihak Quraisy, lantas tersiar kabar bahwa Usman dibunuh.
Berita tersebut sempat membuat marah para sahabat dan Nabi, sehingga mereka berbai'at, bersumpah setia kepada Nabi, menyatukan langkah dan siap tempur melawan kafir Quraisy. Peristiwa ini diabadikan didalam Al-Qur'an QS Al-Fath : 10 dan 18, dan terkenal dengan sebutan Bai'atur Ridhwan, disebabkan peristiwanya terjadi di bawah sebuah pohon “Ridhwan” (yang diridhoi Alloh SWT).
Setelah mendengar bai'at ini, kafir Quraisy ketakutan lalu mengikat  perjanjian perdamaian yang terkenal dengan  sebutan Sul-hul Hudaibi yah. Diantara pokok-pokok isinya adalah menunda ibadah Umrah pada tahun depan, genjatan senjata selama 10 tahun, dan kedua belah pihak bebas bersekutu dengan kabilah lain. 

Masjid Hudaibiyah
 Untuk mengenangnya  maka didirikan Masjid Hudaibiyah yang berjarak + 24 km dari arah barat Masjidil Haram, atau 2 km dari garis batas Tanah Haram.  Karena lokasinya di luar Tanah Haram, sebagian jamaah haji dari Indonesia dan Malaysia menjadikan tempat ini sebagai miqot untuk umroh sunnah.
samping masjid hudaibiyah