Penulis : Achmad Suchaimi
Alloh SWT mensucikan tanah suci haram Makkah sejak
diciptakannya bumi sampai hari kiamat, sebagaimana Dia mensucikan kota Makkah itu sendiri.
Menurut riwayat, Nabi Adam pernah berdoa kepada Alloh agar diselamatkan dari
gangguan Iblis yang pernah mencelakakannya di surga. Doa beliau dikabulkan,
lalu Alloh menurunkan para malaikat turun ke bumi untuk menjaga,
mengelilingi dan memagari tanah tempat Nabi Adam dan anak keturunannya tinggal
agar terhindari dari gangguan Iblis.
Tempat para malaikat berjaga itulah yang kemudian menjadi batas-batas
Tanah Suci Haram Makkah.
Dikisahkan, malaikat Jibril memberitahu-kan kepada Nabi
Ibrahim tentang batas-batas tanah Haram Makkah dan menyuruhnya untuk
menandainya dengan menancapkan batu-batu. Hal ini dilaksanakan Nabi Ibrahim maka pantaslah jika beliau
dipandang sebagai orang yang pertama kali menandai batas-batas kawasan kota suci Makkah, yakni batas yang memisahkan antara
tanah suci (tanah haram) dengan lainnya.
Setelah Fat-hu Makkah (Pembebasan kota Makkah), Rosululloh SAW menugaskan Tamim bin Asad al-Khaza'iy untuk memperbaiki dan
memperbaharui tanda-tanda batas
tanah haram tersebut. Kemudian diteruskan para khalifah sesudahnya, sehingga
mencapai 943 buah tanda yang ditancapkan di atas
gunung, bukit, lembah dan tempat-tempat tinggi lainnya.
Tugu Batas Tanah Haram |
Panjang Tanah Haram 127 km, dan luasnya
kurang lebih 550 km persegi. Di dalam kawasan ini Alloh menjadikannya sebagai tempat kembali dan tempat bertemunya semua manusia (matsabah,
ketika ber-hajji) dan tempat yang aman (amna).
Di kawasan ini dilarang melakukan kejahatan, zhalim, membunuh, mencabut dan merusak
tanamannya, berburu hewannya, mengambil /
memindahkan tanah-batunya ke luar Tanah Haram, dan berbuat dosa besar
lainnya.
Alloh berfirman :
"Sungguh, orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan
Allah dan Masjidilharam yang telah kami jadikan untuk semua manusia, baik yang
bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya
melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan kami rasakan kepadanya
sebahagian siksa yang pedih". (QS Al-Hajj: 25)
Setelah
peristiwa Fat-hu Makkah, orang kafir, musyrik, Yahudi dan Nasrani
dilarang memasuki kawasan Tanah Haram. (QS At-Taubah,[9] : 28).
Tabel di bawah ini menjelaskan jarak antara Masjidil
Haram dan daerah batas-batas tanah suci Makkah.
Tan’im
|
Nakhlah
|
Adlat Laban
|
Ji’rana
|
Hudaibi-yah
|
Bukit Arafah
|
7,5 km
|
13 km
|
16 km
|
22 km
|
22 km
|
22 km
|