_________________________
Oleh : Achmad Suchaimi
Menurut riwayat, sepanjang sejarah hidup manusia, bangunan Ka'bah
mengalami 12 kali pembangunan dan renovasi.
Generasi 1. Ka'bah dibangun pertama kali oleh para Malaikat. Mereka
membangunnya sekitar 2000 tahun sebelum Nabi Adam diciptakan, sebagai tempat
thowafnya para malaikat di bumi.
Generasi 2. Ka'bah dibangun kembali oleh Nabi Adam dengan bantuan para Malaikat. Abdullah bin
Umar meriwayatkan, bahwa ketika menurunkan Adam ke bumi, Alloh berfirman kepada
: "Sungguh, Aku menurunkanmu bersama dengan sebuah rumah yang
disekelilingnya digunakan untuk thowaf sebagaimana 'Arasy-Ku; di sekitarnya
dijadikan tempat sholat sebagaimana halnya dengan 'Arasy-Ku".
(Perawinya shahih. Kitab Majmu' az-Zawaid).
Generasi 3. Sepeninggal Nabi Adam , Nabi Syits membangun kembali Ka'bah dengan menggunakan
tanah dan batu. Ka'bah ini berdiri sampai zaman Nabi Nuh . Pada zaman ini,
Ka'bah rusak berat dan runtuh akibat terpaan angin taufan dan banjir besar.
Generasi
4. Ka'bah dibangun kembali oleh Ibrahim dan Isma'il . Sewaktu Nabi Ibrahim menempatkan dan meninggalkan Hajar dan Ismail
di suatu lembah yang gersang di dekat Baitulloh (sekitar Masjidil Haram
sekarang), reruntuhan bangunan Ka'bah sudah tidak ada bekasnya, tinggal
fondasinya dalam kondisi terpendam tanah. Di tempat ini beliau berdoa, yang
artinya:
رَبَّنَا
إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّـتِي بِـوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَبَيْتِكَ
الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا
الصَّلَـوةَ فَاجْعَلْ أَفْـئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْـوِي إِلَيْهِمْ
وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ
Ya Tuhan kami, sungguh aku menempatkan sebahagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati,
Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah
mereka dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur."
(QS Ibrahim, [14]:37)
Setelah Nabi Ismail
dewasa, Nabi Ibrahim mengajaknya
membangun kembali Ka'bah di atas fondasi yang sudah ada (QS Al-Baqrah,[2]:127).
Fondasi ini sungguh luar biasa kuatnya dan mampu bertahan sampai sekarang,
lebih dari 5000 tahun. Batu-batu temboknya diambil dari 5 gunung, yaitu gunung Hira',
Tsabir, Labanan, Khair (keempatnya berada di tanah Haram) dan Thursina
(Palestina).
Keadaan Ka'bah
berbentuk persegi empat. tingginya sekitar 4 meter; tidak beratap; dibuatkan 2
pintu yang menempel ke tanah, yakni pintu masuk di sebelah rukun Hajar Aswad
dan pintu keluar di sebelah rukun Yamani. Di sebelah dinding antara rukun Syami
dan Iraqi dibuatkan rumah kecil yang lebih dikenal dengan Hijir Ismail,
sebsgsi tempat tinggal Nabi Ismail dan Siti Hajar.
Generasi 5. Ka'bah dibangun kembali oleh Suku Amaliqah setelah
bangunan Ka’bah runtuh. Keadaannya sama seperti zaman Nabi Ibrahim.
Generasi 6. Ka'bah dibangun kembali oleh suku Jurhum setelah
mengalami kerusakan.
Generasi 7. Qushay bin Kilab, Datuk Rosululloh, merenovasi dan
memperbaharui bangunan Ka'bah yang rusak. Keadaannya sama seperti zaman Nabi
Ibrahim, hanya
ada perubahan pada ukuran dindingnya.
Generasi 8. Ka'bah direnovasi oleh kaum Quraisy pada tahun 606 M atau
tahun ke-18 sebelum hijrah, ketika itu Nabi berusia 35 tahun. Istimewanya,
pembangunannya hanya melibatkan orang-orang yang bersih (adil, tidak zhalim),
dengan dana yang juga bersih dari riba dan haram. Dalam renovasi ini diadakan
beberapa perobahan :
a) Meninggikan pintu utama Ka'bah (sebelah
multazam) sekitar satu meter dari tanah,
b)
Menutup pintu (mustajar) di
samping rukun Yamani,
c)
Memberi atap Ka'bah, agar terhindar dari
pencurian atas barang milik Ka'bah,
d)
Membuatkan "talang" saluran air
di atas Hijir Ismail,
e)
Meninggikan bangunan Ka'bah yang tadinya
setinggi 4,5 m menjadi 8 meter. Keistimewaan lainnya adalah keikutsertaan Nabi
yang dipercaya oleh kaumnya untuk meletakkan Hajar Aswad di tempat yang
semestinya.
Generasi 9. Ka'bah direnovasi total oleh Abdulloh bin Zubair, walikota
Makkah pada saat itu tahun 65 H / 683 M, setelah bangunannya rusak berat dan
hampir runtuh akibat lontaran batu manzaniq tentara Yazid bin Mu'awiyah
(khalifah kedua Bani Umaiyah) pimpinan Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi. Perubahan
besar pada generasi ini adalah :
a)
Pintu Ka'bah mustajar di sebelah
rukun Yamani dibuka kembali,
b)
Ka'bah ditinggikan menjadi 15 meter,
c)
Dibuatkan tangga naik ke loteng dengan
dihiasi emas.
Generasi 10. Ka'bah direnovasi oleh Hajjaj bin Yusuf atas izin Khalifah
Abdul Malik bin Marwan (khalifah ke-5 Bani Umaiyah) pada tahun 74 H / 693 M.
Pintu Ka'bah mustajar ditutup, dengan alasan untuk mengembalikan keadaan
Ka'bah di zaman Jahiliyah/Quraisy.
Generasi 11. Tanggal 19-20 Sya'ban 1039 H / 1630 M hujan terus menerus,
sehingga terjadi banjir besar yang
meruntuhkan sebagian dinding dan atap Ka'bah. Sultan Murad IV Al-Usmani dari
kerajaan Turki Usmani merenovasi Ka'bah secara total pada tahun 1040 H. Bentuk
dan ukuran Ka'bah sebagaimana keadaannya sekarang.
Banjir besar di Masjidil Haram dan Ka'bah |
Generasi 12. Semasa Raja Fahd bin Abdul Aziz, Ka'bah direnovasi secara
menyeluruh pada tahun 1417 H, yang meliputi penguatan fondasi, pembuatan kran
dan saluran air, memplitur dinding, menambal lubang dinding yang menganga,
mengganti atap dan menjadikan dua tingkat, yang dikerjakan oleh kontraktor Bin
Laden.
Kondisi bangunan
Ka'bah saat ini sebagai berikut:
Ukuran
|
Meter
|
Tinggi
|
14 m
|
Panjang dinding sisi multazam/pintu Ka’bah
|
12,84 m
|
Panjang dinding sisi Hijir Ismail
|
11,28 m
|
Panjang
antara hijir Ismail dan Rukun Yamani
|
12,11 m
|
Panjang
antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad
|
11,52 m
|
SumberTulisan :
Judul Buku : Mengenal Kawasan Tanah Suci Makkah dan Madinah (Oleh-oleh dari Ibadah Haji)
Penulis : Achmad Suchaimi
Penerbit : Athena Sejahtera Surabaya, cet. 2 - 2010