Mas'a yang artinya
tempat sa’iy merupakan sebutan bagi tempat sepanjang + 395 meter yang
menghubungkan antara bukit Shafa (arah selatan) dan bukit Marwa (arah utara)
yang dibangun untuk para jamaah yang melakukan sa'iy sebanyak 7 kali
bolak-balik. Sekali melakukan sa'iy sama artinya dengan berjalan sepanjang hampir
3 km (7 x 395 m = 2.765 meter).
Shafa,
Marwa dan Mas'a ini terletak di arah timur Ka'bah, bersandingan dan menyatu
dengan bangunan Masjidil Haram. Meski demimian, status hukum Mas’a bukan
termasuk masjid, sehingga orang yang berhadats kecil atau wanita yang sedang haidh
boleh melakukan sa'iy.
Bukit Shafa merupakan
bukit kecil yang berjarak +130 m sebelah tenggara dari Ka'bah. Dari
bukit Shafa inilah ibadah Sa'iy dimulai.
Bukit Shafa, tempat memulai Sa'iy
Sedangkan
Bukit Marwa adalah bukit kecil yang berjarak + 300 meter sebelah
timur laut dari rukun syami Ka'bah. Di bukit inilah ibadah Sa'iy berakhir.
Bukit Marwah, tempat berakhirnya Sa'iy
Kedua
bukit ini sekarang berada didalam bangunan Mas'a. Keduanya menjadi saksi
banyak peristiwa penting sepanjang sejarah manusia, diantaranya :
1).
Sewaktu turun perintah berdakwah secara
terang-terangan, Rosululloh mengundang kaum kafir qurais, lalu beliau naik ke
bukit Shafa dan mengajak mereka beriman. Namun mereka justru mencemooh beliau.
2).
Menurut riwayat Ibnu Abbas, kaum Quraisy
pernah meminta Nabi berdoa agar bukit Shafa dijadikan emas, sehingga mereka mau
beriman. Malaikat Jibril lalu menemui beliau seraya menyampaikan firman Alloh,
"Jika Aku menghendaki, bisa saja Shafa akan berubah menjadi emas buat
mereka. Namun bila mereka ingkar setelah itu, Aku akan timpakan kepada mereka
azab pedih yang belum pernah ditimpakan kepada seluruh jagad raya. Dan jika Aku
menghendaki, Aku bukakan bagi mereka pintu taubat dan rahmat". Nabi
Saw tidak menuruti kemauan mereka, seraya mengatakan kepada Jibril, "Aku
ingin pintu taubat dan rahmat buat mereka"
3).
Abu Jahal berlaku kasar : menyakiti dan
memukul Nabi di Shofa. Begitu mendengar pemukulan ini, paman Nabi (Hamzah bin
Abdul Mutholib) yang saat itu belum beriman sangat marah, lalu mendatangi Abu
Jahal dan memukulnya dengan busur panah sambil memberitahukan keislaman-nya :
"Bagaimana kamu berani menyakiti keponakanku, sementara aku sudah
berada didalam agamanya!".
4).
Sewaktu peristiwa Fat-hu Makkah,
Nabi menyuruh pasukan pimpinan Khalid bin Walid memasuki kota Makkah lewat
dataran rendahnya. Mereka lalu berhenti dan berkumpul di Shofa.
5).
Setelah berhasil menundukkan kota Makkah,
Nabi mencium Hajar Aswad dan ber-thawaf, lalu naik ke atas bukit Shofa dan
berdoa sambil menghadap ke Ka'bah.
Di bukit Shofa, beliau menjamin keamanan
penduduk Makkah seraya mengatakan, bahwa siapa saja yang masuk ke rumah Abu
Sufyan, atau meletakkan senjatanya, atau menutup pintu rumahnya, atau masuk ke
Masjidil Haram, maka akan dijamin keamanannya.
Di bukit Shofa, beliau memberikan ampunan
secara umum kepada seluruh penduduk Makkah yang pernah menyakiti dan memusuhi
beliau.
Dan di bukit Shofa pula, beliau menerima bai'at keislaman penduduk
Makkah, termasuk keislaman Hindun isteri Abu Sufyan.
6). Mengomentari
turunnya ayat 82 surat an-Naml, Rosululloh bersabda: "Bersegeralah
kalian bekerja sebelum terbenam dan terbitnya matahari (dari barat), dan
sebelum datangnya Dajjal dan binatang melata (Dabbah)".
Dari mana
keluarnya binatang melata / dabbah tersebut?. Para ulama menjelaskan bahwa
keluarnya adalah dari bukit Shofa yang berada di gugusan Jabal Qubaisy di
lokasi Masjidil Haram.
Alloh juga menjadikan kedua bukit ini sebagai salah satu syi'ar
haji, sebagaimana firman-Nya, yang artinya :
"Sesungguhnya Shofaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar
Alloh. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, maka
tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, sungguh Alloh Maha Mensyukuri kebaikan lagi
Maha Mengetahui." (QS Al-Baqarah,[2] : 158)
Kondisi Mas'a
Saat Ini
Dahulunya, Mas'a
(tempat sa'iy) merupakan tanah yang berliku-liku, curam dan naik-turun.
Sedikit demi sedikit Mas'a diperbaiki dan direnovasi sampai seperti
keadaannya sekarang.
Ketika itu Mas'a
ditempati berjualan (pasar). Di kanan kirinya tersebar toko dan warung, antara
Masjidil Haram dan Mas'a dipisah oleh bangunan-bangunan. Jadinya, para jamaah
haji melakukan sa'iy di tengah-tengah pasar. Oleh pemerintah Kerajaan Arab
Saudi, pasar (toko dan warung) dan bangunan-bangunan tersebut dipugar, lalu
dijadikan sebagai bangunan yang menyatu dengan Masjidil Haram.
Bangunan Mas'a
terdiri dari empat lantai : lantai bawah tanah tidak dipakai untuk sa’i
tetapi untuk lewatnya orang-orang yang ingin memasuki Masjidil Haram dari arah timur Mas’a.
Lantai dasar dan dua lantai di atasnya untuk sa’i. Lantainya terbuat dari batu
marmer. Panjangnya kira-kira 395 meter mulai dari ujung dinding di atas bukit
Shafa sampai ujung dinding yang ada di bukit Marwa. Lebarnya + 20 meter.
Dan saat ini (sejak tahun 2008) lebarnya ditambah 20 meter lagi, sehingga lebar
seluruhnya menjadi 40 meter.
Mas'a lama lantai dasar, lebar 10 m x 2 = 20 m
Mas'a jadid (tempat sa'i baru) Lantai dasar, lebar 20m x 2 = 40 m
Mas'a baru lantai atas
Mas’a lantai dasar setinggi + 11,75 m dan 2 lantai atas setinggi 8,5
m. Di lantai yang paling rendah (wadi), orang lelaki disunnahkan
berjalan cepat / berlari-lari kecil, yang ditandai dengan dua tanda lampu
hijau. Di atas Mas'a ini diberi atap peneduh dari beton, sehingga
membuat para jamaah merasa nyaman dan tidak tersengat sinar matahari.
Di atas Mas'a
lantai dasar antara Shofa dan Marwa terdapat jembatan penyeberangan orang-orang
yang ingin keluar-masuk Masjidil Haram, sehingga tidak mengganggu orang yang
sedang sa'iy.
Mas'a lantai bawah/dasar dibuatkan dua jalur perjalanan. Satu jalur
untuk tempat berjalan dari Shofa ke Marwa, dan satu jalur lainnya untuk tempat
berjalan dari Marwa ke Shofa. Sedangkan di tengah-tengah antara keduanya
terdapat jalur khusus untuk kereta dorong / kursi roda bagi jamaah usia lanjut,
orang sakit dan lumpuh.
Sa'i dengan kursi roda di jalur khusus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar