Sabtu, 14 September 2013

MKTS - 19. Mengenal Kawasan Arafah




Padang Arafah yang terletak pada 25 km sebelah timur kota Makkah merupakan  hamparan pasir berbatu yang cukup luas dan dikelilingi bukit-bukit batu berbentuk setengah lingkaran. Di tengah-tengah padang pasir berbatu tersebut terdapat sebuah bukit yang sangat terkenal dengan sebutan Jabal Rahmah.

SEJARAH ARAFAH.
Arofah artinya kenal (ta'arruf). Dapat pula diartikan mengajari ('arrafa), dan mengakui (i'tarafa)
 ‘Arafah diartikan tahu dan mengenal, karena di tempat ini, tepatnya di Jabal Rahmah,  Nabi Adam dan Hawa' ber-ta'arruf, saling melihat, mengenal dan bertemu kembali setelah 200 tahun berpisah karena diusir oleh Alloh dari surga disebabkan melanggar larangan memakan buah khuldi. Menurut riwayat, Nabi Adam diturunkan di India dan Hawa diturunkan di sekitar daerah Irak. Setelah bertemu, mereka berdua berkumpul, mengembangkan keturunan dan menetap di sekitar wilayah Masjidil Haram Makkah. Peristiwa ta'arruf ini dibadikan setiap tahunnya oleh Nabi Adam sendiri dan diteruskan oleh anak keturunannya di padang Arofah sampai saat ini, yakni didatangi dan dizaiarahi para jamaah haji.
Selain itu lokasi ini dinamakan 'Arafah disebabkan malaikat Jibril pertama kali mengajari ('arrafa) Nabi Ibrahim tentang seluk beluk manasik haji.
Sedangkan menurut Ibnu Abbas, disebut Arafah karena di tempat ini manusia (jamaah haji) mengakui kesalahan dan dosa-dosanya.
 Fasilitas. Padang Arafah yang luasnya  + 3,5 km x 3,5 km atau 10,4 km persegi ini tidak berpenduduk. Namun setiap datang musim haji, di lokasi ini didirikan puluhan ribu kemah untuk seluruh jamaah yang wuquf. Oleh pemerintah Arab Saudi, saat ini padang Arafah dilengkapi dengan berbagai fasilitas antara lain jalan-jalan tol lebar beraspal yang menghubungkan Arafah dengan Muzdalifah, jalan tol lingkar (ringroad), terminal dan tempat-tempat pemberhentian bus di pinggir-pinggir Arafah, penyediaan air bersih, pelayanan kesehatan dan keamanan. 

 Untuk kenyamanan para jamaah haji, di bagian tengah Arafah didirikan ribuan tiang-tiang air setinggi tiang listrik yang di puncaknya dipasang spuyer-spuyer kecil yang dapat menyemprotkan uap air halus untuk membantu menyejukkan udara padang pasir yang panas dan membuat nyaman para jamaah haji. Disamping itu juga ditanami ribuan pohon-pohon rindang yang lebih dikenal dengan sebutan pohon Soekarno, karena penanaman pertama kali pohon tersebut dilakukan atas usaha dan prakarsa Presiden RI Soekarno.

KEUTAMAAN ARAFAH.
1).      Di Arafah (Jabal Rahmah), Nabi Adam dan Hawa' bertemu kembali setelah berpisah 200 tahun, akibat terusir dari surga.
2).      Rosululloh menjadikan Arafah sebagai tempat Wuquf haji, bahkan wuquf merupakan puncak dari haji itu sendiri, didalam sabdanya, yang artinya : "Haji itu hanyalah Arafah. (artinya Prosesi haji yang terpenting adalah hadir di Arafah). Barangsapa yang datang pada malam tanggal sepuluh (Dzulhijjah) sebelum terbit fajar, ia benar-benar telah mendapat waktu yang sah" (HR khomsah)


3). Alloh mengabadikan Arafah dalam firman-Nya yang artinya : ".... Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy'aril haram. dan berdzikirlah (dengan menyebut Asma’) Alloh sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat". (QS Al-Baqarah [2] : 198)
4). Di Arafah ini, ketika Nabi wuquf pada peristiwa Haji Wada', Alloh menurunkan ayat Al-Qur'an terakhir, yakni ayat 3 surat Al-Maidah.
 "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. " (QS Al-Maidah,[5] : 3)
5. Di Arafah ini, ketika wuquf pada haji Wada', Rosululloh membacakan khutbah yang sangat terkenal dengan sebutan Khutbatul Wada'.
Beberapa tempat bersejarah di Arafah antara lain : Jabal Rahmah, masjid Namirah, dan masjid Sakhrat.

 

JABAL RAHMAH
Jabal Rahmah di Musim Haji
 
Jabal Rahmah merupakan bukit kecil berbatu keras setinggi 65 meter dari permukaan tanah, atau setinggi 372 m dari permukaan laut, luasnya + 170 m2, panjang lingkarannya 640 m.
Letaknya di Arafah bagian Timur, sekitar jalan tol nomor 7 dan 8, sekitar 1,5 km dari masjid Namirah. Di puncaknya terdapat bangunan Tugu Putih setinggi 8 m dan lebar 1,80 m persegi untuk mengenang sejarah bertemunya Nabi Adam dan Hawa'. Untuk mencapai puncaknya, diperlukan berjalan kaki naik melewati 168 buah anak tangga. 
 

Di bawah bukit terdapat bangunan Masjid Shakhrat dan tempat mengalirnya Mata Air Zubaidah, yang dibangun atas prakarsa Zubaidah, isteri khalifah Harun Al-Rasyid dari Dinasti Abbasiyah. Sekelilingnya ada alat penyiram air setinggi 4 m dan tiang penyemprot uap air saat wuquf.

MASJID NAMIRAH  DAN  SAKHRAT
Masjid Namirah berada di tanah Arafah bagian barat, berbatasan dengan Tanah Suci Makkah. Bagian depan masjid (barat) masuk tanah Haram Makkah dan bagian belakangnya (timur) masuk tanah Arafah (luar tanah Haram). Karena itu, setelah masuk waktu wuquf, jamaah haji tidak boleh wuquf di lokasi tanah Haram Makkah, tetapi harus berpindah ke lokasi tanah Arafah (luar tanah Haram).


Panjang masjid (timur-barat) 340 m, lebarnya (utara-selatan) 240 m. Luasnya lebih dari 110.000 m2. Masjid yang punya 6 buah menara setinggi 50 m,  3 buah kubah dan 64 buah pintu ini dapat menampung sekitar 350 ribu jamaah shalat, dilengkapi dengan fasilitas antara lain: 663 pendingin udara (AC), lebih dari 1000 kamar mandi dan toilet, 15.000 kran wudhu, dan ruangan sistem informasi yang berfungsi merekam pelaksanaan wuquf dan memancarkannya ke seluruh penjuru dunia melalui satelit.
Sejarah. Di sekitar lokasi masjid ini Rosululloh membuat kemah saat wuquf haji wada'.
Masjid Shakhrat berlokasi di kaki Jabal Rahmah, sebelah kanan jalan (tangga) naik ke puncak.
Sejarah. Rosululloh pernah berhenti di lokasi Mesjid ini pada malam 'Arafah. Dan di lokasi ini pula turun wahyu terakhir, yakni surat Al-Maidah ayat 3.



Rabu, 21 Agustus 2013

MKTS - 13. Masjidil Haram dan Keutamamannya



Masjidil Haram, penuh dengan jamaah shalat
 
Sebagaimana yang dijelaskan di muka, istilah Masjidil Haram secara umum dan luas dapat ditafsirkan kedalam 4 pengertian :

1). Ka'bah (QS.Al-Baqarah,[2]:144, 149, 150,  QS At-Taubah :19; 

2). Ka'bah, Masjidil Haram dan sekitarnya (QS Al-Isra',[17:1,  QS Al-Baqarah,[2]:191, QS At-Taubah,[9]:7,  QS Al-Maidah,[5]:2 );

3). Seluruh Makkah (QS Al-Fath,[48]:25, 27, QS Al-Hajj,[22]:25). 

4). Seluruh kawasan tanah suci (QS At-Taubah,[9]:28, QS Al-Baqarah,[2]:196).
Posisi Masjidil Haram di Peta Kota Makkah




Namun dalam pengertiannya yang sempit dan khas (spesifik), pengertian Masjidil Haram meliputi bangunan Ka'bah, Masjidil Haram dan sekitarnya. Dalam kondisinya yang sekarang, pemahaman Masjidil Haram meliputi Ka'bah, tempat thowaf di sekelilingnya, bangunan inti masjid beserta halaman atau serambinya, dan semua bagian perluasan yang dilakukan sejak zaman Umar bin Khathab sampai sekarang ini.






Keutamaan Masjidil Haram.

1). Masjidil Haram yang didalamnya terdapat Ka'bah merupakan tempat peribadatan tertua dan pertama sepanjang sejarah umat manusia. (QS Ali Imran,[3]:96).

2). Sekali melakukan sholat di Masjidil Haram nilainya sama dengan 100.000 (seratus ribu) kali lipat melakukan sholat di masjid-masjid lain di seluruh dunia, kecuali di Masjid Nabawi yang bernilai 1000 (seribu) kali lipat dan Masjidil Aqsho yang bernilai 500 (lima ratus) kali lipat.
Dengan demikian, sekali melakukan sholat fardhu di Masjidil Haram sama nilainya dengan sholat fardhu lima waktu di masjid-masjid lain di seluruh dunia (selain Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsho) selama 54 tahun 9 bulan 15 hari.
 
3). Bangunan Masjid dan penataan shof sholat berjamaah sangat unik dan tidak dimiliki oleh masjid-masjid di seluruh dunia, yaitu berbentuk melingkar, dengan posisi Ka'bah berada di tengah-tengahnya sebagai pusat dan kiblat sholat. Dengan begitu, orang yang sholat didalam Masjidil Haram dapat berkiblat secara tepat ke Ka'bah.

Penataan shaf di Masjidil Haram

MKTS - 14. MATHAF, Tempat Thawaf di Masjidil Haram



Masjidil Haram, dipadati Jamaah haji & Umrah yang thawaf




Thawaf Dan Keutamaannya


Thawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali putaran, dimulai dan diakhiri di arah Hajar Aswad. Tanah lapang yang mengelilingi Ka'bah, sebagai tempat orang melakukan thawaf ini disebut Mathof, atau Pelataran / Tempat Thawaf.  Di tempat ini pada saat ini tidak ada bangunan apapun kecuali Maqom Ibrahim.

Keutamaan thawaf telah disingging Allah SWT dalam QS Al-Baqarah : 125, yang artinya :


وَ إِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَ أَمْنًا وَ اتَّخِذُوْا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيْمَ مُصَلًّى . وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ إِسْمَــاعِيْلَ أَنْ طَهِّرَا بَـيْـتِيَ   لِلطَّائِـفِـيْنَ وَ الْعَاكِفِيْنَ وَ الرُّكَّعِ السُّجُوْدِ

"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas, bahwa Rosululloh e pernah bersabda: "Setiap sehari semalam, 120 rahmat diturunkan Alloh di Baitulloh ini. 70 rahmat untuk orang yang thowaf, 40 rahmat untuk orang yang shalat di Baitulloh, dan 20 rahmat untuk orang yang melihat Baitulloh". (HR Abu Dzar dan Al-Azroqiy)
Dari Ibnu Umar, Nabi bersabda, "Siapa yang berthowaf mengelilingi Baitulloh 7 kali putaran, pahalanya bagaikan memerdekakan budak. Dan tidaklah mengangkat satu kaki dan meletakkan kaki yang lain, melainkan Alloh akan menghapus kesalahannya serta mencatatkan pahala kebaikan untuknya". (HR Tirmidzi).

Riwayat Thowafnya Nabi Adam dan Nabi Ibrahim. Didalam kitab Al-Hajju : Fadhoilun wa ahkamun (halaman 191), tulisan Sayyid Muhammad Alawi Abbas al-Maliki disebutkan, bahwa Ibnu Abbas meriwayatkan dari Rosululloh. Kata beliau, bahwa Nabi Adam berthowaf mengelilingi Ka'bah 7 kali putaran di waktu malam dan 5 kali putaran di waktu siang, lalu berdoa: "Ya Alloh, jadikan untuk Rumah-Mu (Baitulloh) ini orang-orang dari anak keturunanku yang akan merawat dan banyak beribadah". Lantas Alloh berfirman kepadanya, "Aku serahkan perawatannya pada salah seorang Nabi dari anak keturunanmu yang bernama Ibrahim. Didalam kekuasaannya Baitulloh ini dirawat. Aku akan keluarkan sumber air (zam-zam) sebagai minumannya. Aku perlihatkan kepadanya segala (perbuatan) yang halal (boleh) dan haram (dilarang). Dan Aku beritahukan kepadanya tempat-tempat Masy'aril Haram dan manasik haji.".

  Sementara itu, Al-Azroqiy meriwayatkan dari Ibnu Abbas, tentang thowafnya Nabi Adam dan Nabi Ibrahim. Nabi Adam pernah beribadah haji dan melakukan thowaf mengelilingi Baitulloh 7 kali putaran. Selesai thowaf, para malaikat menemuinya seraya mengucapkan selamat: "Semoga hajimu mabrur, wahai Adam! Sungguh, kami telah melakukan ibadah haji di Baitulloh ini sejak 2000 tahun sebelum kamu". Nabi Adam bertanya, "Pada saat itu, apa yang kalian baca sewaktu thowaf?". Jawab malaikat, "Yang kami baca adalah Sub-hanalloh, wal hamdu lillah, walaa ilaaha illalloh, walloohu akbar.".  Kata Nabi Adam, "Tambahkan dengan bacaan: Wala haula walaa quwwata illaa billaah". Dan mereka pun lalu menambahkan ucapan itu setiap kali melakukan thowaf.

Selesai membangun Ka'bah, Nabi Ibrahim melaksanakan ibadah haji dan thowaf. Para malaikat menemuinya sewaktu thowaf seraya mengucapkan salam. Nabi Ibrahim bertanya, "Dahulu, apa yang kalian baca sewaktu thowaf?". Jawab malaikat, "Yang kami baca saat itu, sebelum bapakmu Adam melakukan thawaf, adalah bacaan :  Sub-hanalloh, wal hamdu lillah, walaa ilaaha illalloh, walloohu akbar. Lantas Adam menyuruh kami menambahkan bacaan : Wala haula walaa quwwata illaa billaah.". Selanjutnya Nabi Ibrahim mengatakan, "Tambahkan bacaan kalian dengan : Al-'aliyyil 'azhiim".



 

PERLUASAN TEMPAT THAWAF.

 
Sepanjang sejarah, Masjidil Haram selalu terbuka siang dan malam bagi orang yang thowaf, shalat, dan i'tikaf. Nabi bersada, "Wahai keturunan Abdu Manaf, jika kalian merawat Baitulloh ini sesudahku, jangan melarang sekejap pun orang yang ingin thowaf di Baitulloh ini, baik siang maupun malam".   Sehingga para penguasa Makkah dari waktu ke waktu berlomba-lomba untuk memperhatikan kenyamanan dan kelancaran orang-orang yang thawaf.
 
Pelataran Thawaf jaman dulu

Kondisi Mathaf (2012) setelah diperluas
Awalnya, tempat thawaf tidak berubin marmer dan tidak seluas seperti sekarang ini. Dulu hanyalah hamparan pasir lapang. Orang yang pertama kali memberi lantai ubin di tempat thawaf adalah Abdulloh bin Zubair dengan diameter (garis tengah) 5 meter dari Ka’bah. Kemudian diikuti oleh generasi berikutnya sampai tahun 1375 H atau 1954 M di masa Raja Abdul Azis, sumbangan marmer terus berdatangan, maka pelataran thawaf diperluas dan lantainya diganti dengan ubin dari marmer kualitas terbaik yang mampu menahan teriknya panas matahari dengan bentuk oval saling berhadapan antara 40 - 50 meter.
  
Pada masa Raja Khalid, Raja Faisal dan Fahd, perluasan halaman untuk thawaf kembali diperlebar. Bangunan gerbang menuju sumur zamzam dipindahkan ke dekat serambi masjid sebelah timur, bangunan diatas Maqam Ibrahim dan mimbar khutbah dibongkar, dan tiang-tiang lampu dan pengeras suara dihilangkan, sehingga area thawaf menjadi lebih luas dari 3.298 meter menjadi 8.500 meter, dan seluruh bagian Masjidil Haram lama menjadi tempat thawaf.




Perluasan Mathaf sudah dimulai
Meski demikian, kondisi pelataran thawaf saat ini penuh dengan orang thawaf, seolah-olah tak mampu menampungnya. Untuk mengantisipasi membludaknya jamaah haji dan umroh di masa depan, pemerintah Saudi dibawah pemerintahan Raja Abdullah saat ini, sedang mempersiapkan perluasan besar-besaran, dengan cara membongkar lantai lorong-lorong jalan di bawah bangunan kubah usmani (masjidil haram lama). Pada saat ini, tahap pertama perluasan sudah dimulai, yaitu dari bangunan bagian timur dan utara Masjidil Haram lama.



Pembongkaran lantai di lorong-lorong jalan dibawah tiang-tiang Kubah Usmani,

Proyek renovasi Masjidil Haram meliputi perluasan area tawaf dan pengurangan tiang-tiang penyangga sebanyak 60 persen. Karena proyek perluasan, area tawaf yang awalnya mampu menampung 48 ribu jemaah dalam satu jam, kini hanya dapat menampung 22 ribu jemaah. Nantinya, Masjidil Haram pada lantai dua dan tiga yang biasa digunakan sebagai tempat tawaf akan diperlebar dari 20 meter menjadi 50 meter. 

Namun untuk menambah kapasitas tempat tawaf, terutama untuk menghadapi musim haji 2013, dibuat area tawaf sementara yang mirip "cincin" besar yang melingkari Ka'bah. Area ini dibangun dengan sistem knock down sebanyak dua lantai yang akan dimanfaatkan selama renovasi. 

 

Dan memasuki 1 Ramadhan 1434 (10 Juli 2013), area tawaf sementara berlantai dua tersebut mulai terlihat melingkar sempurna, dan langsung dapat dipakai berthawaf, terutama untuk jamaah udzur & penyandang cacat yg menggunakan kursi roda. Bangunan dengan diameter lingkar dalam 70 meter dan lingkar luar 94 meter mirip sebuah “cincin” besar yang melingkari “Kabah”. Di sinilah para jamaah bisa melakukan tawaf para areal seluas 3 ribu meter persegi, atau meningkat dari 35 ribu jamaah menjadi 105 ribu jamaah per jam.


Kendati pelaksanaan mega proyek yang dimulai sejak November 2012 lalu bekerja siang dan malam, namun tidak mengganggu pelaksaan ibadah di Masjidil Haram baik saat salat wajib maupun bagi jamaah umroh yang melakukan tawaf hingga sai antara Safa-Marwah.
Menurut penelitian, nantinya tempat tawaf ini pada salah satu lantainya dikhususkan untuk jamaah uzur/lansia maupun penyandang cacat yang biasa menggunakan kursi roda. Hal ini mirip dengan jalur khusus di tempat sai yang menyediakan tempat bagi jamaah yang harus menjalankannya di atas kursi roda.