Jumat, 31 Mei 2013

MKTS - 11. Pintu Ka'bah dan Multazam

_______________________
oleh : Achmad Suchaimi



Pintu Ka'bah
 
Berdoa di depan pintu Ka'bah
Ketika dibangun oleh Nabi Ibrahim, Ka'bah memiliki dua pintu yang menyentuh tanah. Bentuknya sederhana, sekedar lubang terbuka dan tidak ada daun pintunya. Fungsinya sebagai tempat masuk-keluar saja.
Pintu depan di tembok bagian timur (dekat Hajar Aswad) untuk masuk, dan pintu belakang di tembok bagian barat (dekat Rukun Yamani) untuk keluar. Raja As'ad Tubba' III dari Yaman merupakan orang yang pertama kali membuat kan daun pintu Ka'bah.
 
Berdoa di arah Multazam dan Pintu Ka'bah
Sewaktu kaum Quraisy merenovasi Ka'bah tahun 606 M, pintu belakang ditutup, sedangkan pintu depan ditinggikan dari permukaan tanah dan daun pintunya dibuat dua. Ketika A'isyah menanyakan kepada Nabi kenapa pintunya ditinggikan, lalu dijawab beliau: "Kaummu yang melakukannya, agar mereka dapat memasukkan siapa saja yang dikehendaki dan melarang masuk siapa saja sekehendaknya. Kalau saja aku tidak khawatir hati kaummu tersinggung, karena baru saja keluar dari masa jahiliah, tentu akan aku buatkan tembok didalam Ka'bah dan menyentuhkan pintunya ke tanah". (HR Bukhari).

Kunci Gembok Ka'bah
Pintu Ka'bah dari waktu ke waktu selalu menjadi perhatian pemimpin kaum muslimin dan beberapa kali diperbaiki sesuai kebutuhan dan kepentingan tertentu. Keadaan Pintu Ka'bah saat ini merupakan usaha perbaikan Raja Khalid bin Abdul Aziz, yang dikerjakan selama setahun penuh dan selesai pada tahun 1399 H. Daun pintu dibuat dua, struktur kerangka pintu dari tumpuan kayu setebal 10 cm, dilapisi dengan 280 kg emas murni, dengan dihiasi ornamen-ornamen kaligrafi ayat-ayat Al-Qur'an. Panjang/tinggi 3,10 m, lebar 1,90 m, kedalaman 50 cm, jarak antara pintu dan permukaan tanah 2,25 m.
Juru Kunci Ka'bah
Juru Kunci Ka'bah. Pertama kali kunci Ka'bah dipegang Nabi Ismail sendiri, lalu diwariskan secara turun temurun kepada :
1). Putra nabi Ismail yang bernama Tsabit, lalu kepada anak-cucunya
2). Diberikan kepada kabilah Jurhum, yakni para paman Nabi Ismail dari garis ibu,
3). Dipegang kabilah Khaza'ah, dan seterusnya
4). Dpegang Qushai bin Kilab (kabilah Quraisy), kakek keempat Nabi Muhammad, dan anak turunnya.
5). Dipegang Bani Abi Thalhah / Bani Syaibah sampai kiamat. Ketika Fat-hu Makkah, kunci dipegang Utsman bin Tholhah. Nabi memintanya untuk membukanya, lalu masuk kedalam Ka'bah dan sholat didalamnya. Setelah keluar, beliau bersabda, "Ingat, setiap darah, harta dan perbuatan sewenang-wenang seperti pada zaman jahiliah adalah di bawah tanggung jawabku untuk mengurusnya, kecuali pekerjaan memberi minum jamaah haji dan menjaga Ka'bah. Sungguh, (kunci Ka'bah ini) aku tetapkan untuk dikembalikan kepada yang berhak seperti yang berlaku di zaman jahiliah."  Beliau lalu mengembalikan kunci Ka'bah kepada Utsman bin Tholhah seraya bersabda, "Ambil kunci ini, wahai Bani Thalhah untuk selama-lamanya, sehingga tidak ada yang merebutnya kecuali orang yang zhalim". Sepeninggal Utsman, kunci diberikan kepada anak pamannya dari garis ayah, yakni Syaibah dan diteruskan kepada anak-anak keturunannya sampai sekarang.              

Peta Pintu Ka'bah, Multazam dan Hajar Aswad

Multazam yang terletak diantara Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah selebar + 2 meter merupakan tempat dikabulkannya doa. Di tempat ini Rosululloh, para sahabat dan ulama salaf berdoa sambil menempelkan pipi, dada, lengan dan telapak tangan ke dinding Ka'bah. Setiap datangnya musim haji, sebaiknya berdoa di tempat yang agak jauh tetapi searah, karena tempat ini penuh sesak dan dipenuhi orang-orang yang antre mencium Hajar Aswad dan berdoa.


Berdoa sambil tempelkan wajah, tangan, dada di multazam


Peta Multazam, Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah




Pintu Ka'bah


Ketika dibangun oleh Nabi Ibrahim, Ka'bah memiliki dua pintu yang menyentuh tanah. Bentuknya sederhana, sekedar lubang terbuka dan tidak ada daun pintunya. Fungsinya sebagai tempat masuk-keluar saja.
Pintu depan di tembok bagian timur (dekat Hajar Aswad) untuk masuk, dan pintu belakang di tembok bagian barat (dekat Rukun Yamani) untuk keluar. Raja As'ad Tubba' III dari Yaman merupakan orang yang pertama kali membuat kan daun pintu Ka'bah.
Sewaktu kaum Quraisy merenovasi Ka'bah tahun 606 M, pintu belakang ditutup, sedangkan pintu depan ditinggikan dari permukaan tanah dan daun pintunya dibuat dua. Ketika A'isyah menanyakan kepada Nabi kenapa pintunya ditinggikan, lalu dijawab beliau: "Kaummu yang melakukannya, agar mereka dapat memasukkan siapa saja yang dikehendaki dan melarang masuk siapa saja sekehendaknya. Kalau saja aku tidak khawatir hati kaummu tersinggung, karena baru saja keluar dari masa jahiliah, tentu akan aku buatkan tembok didalam Ka'bah dan menyentuhkan pintunya ke tanah". (HR Bukhari).

Pintu Ka'bah dari waktu ke waktu selalu menjadi perhatian pemimpin kaum muslimin dan beberapa kali diperbaiki sesuai kebutuhan dan kepentingan tertentu. Keadaan Pintu Ka'bah saat ini merupakan usaha perbaikan Raja Khalid bin Abdul Aziz, yang dikerjakan selama setahun penuh dan selesai pada tahun 1399 H. Daun pintu dibuat dua, struktur kerangka pintu dari tumpuan kayu setebal 10 cm, dilapisi dengan 280 kg emas murni, dengan dihiasi ornamen-ornamen kaligrafi ayat-ayat Al-Qur'an. Panjang/tinggi 3,10 m, lebar 1,90 m, kedalaman 50 cm, jarak antara pintu dan permukaan tanah 2,25 m.
Juru Kunci Ka'bah. Pertama kali kunci Ka'bah dipegang Nabi Ismail sendiri, lalu diwariskan secara turun temurun kepada :
1). Putra nabi Ismail yang bernama Tsabit, lalu kepada anak-cucunya
2). Diberikan kepada kabilah Jurhum, yakni para paman Nabi Ismail dari garis ibu,
3). Dipegang kabilah Khaza'ah, dan seterusnya
4). Dpegang Qushai bin Kilab (kabilah Quraisy), kakek keempat Nabi Muhammad, dan anak turunnya.
5). Dipegang Bani Abi Thalhah / Bani Syaibah sampai kiamat. Ketika Fat-hu Makkah, kunci dipegang Utsman bin Tholhah. Nabi memintanya untuk membukanya, lalu masuk kedalam Ka'bah dan sholat didalamnya. Setelah keluar, beliau bersabda, "Ingat, setiap darah, harta dan perbuatan sewenang-wenang seperti pada zaman jahiliah adalah di bawah tanggung jawabku untuk mengurusnya, kecuali pekerjaan memberi minum jamaah haji dan menjaga Ka'bah. Sungguh, (kunci Ka'bah ini) aku tetapkan untuk dikembalikan kepada yang berhak seperti yang berlaku di zaman jahiliah."  Beliau lalu mengembalikan kunci Ka'bah kepada Utsman bin Tholhah seraya bersabda, "Ambil kunci ini, wahai Bani Thalhah untuk selama-lamanya, sehingga tidak ada yang merebutnya kecuali orang yang zhalim". Sepeninggal Utsman, kunci diberikan kepada anak pamannya dari garis ayah, yakni Syaibah dan diteruskan kepada anak-anak keturunannya sampai sekarang. 
              

Multazam yang terletak diantara Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah selebar + 2 meter merupakan tempat dikabulkannya doa. Di tempat ini Rosululloh, para sahabat dan ulama salaf berdoa sambil menempelkan pipi, dada, lengan dan telapak tangan ke dinding Ka'bah. Setiap datangnya musim haji, sebaiknya berdoa di tempat yang agak jauh tetapi searah, karena tempat ini penuh sesak dan dipenuhi orang-orang yang antre mencium Hajar Aswad dan berdoa.