Tampilkan postingan dengan label shalat di belakang maqam ibrahim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label shalat di belakang maqam ibrahim. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 Oktober 2013

MKTS - 15. Maqam Ibrahim









Maqom bukan diartikan kuburan, akan tetapi adalah bekas pijakan kaki (bahasa jawanya petilasan tapak kaki). Maqom Ibrohim, menurut sejarahnya, merupakan batu tempat berpijak kaki Nabi Ibrahim ketika meninggikan tembok Ka'bah. Batu ini bisa naik-turun secara otomatis, sesuai kehendak beliau. (HR Tirmidzi). 


Maqam Ibrahim
Batu Maqom dengan ukuran tinggi 20 cm, lebar setiap sisinya 36 cm tersebut nampak terukir bekas atau jejak kedua telapak kaki beliau yang masing-masingnya berkedalaman 10 cm dan 9 cm, panjang 22 cm, dan lebar 11 cm. Tidak nampak bekas jari-jarinya, mungkin sudah hilang/hapus akibat terlalu sering diusap dan dipegang banyak orang, dan juga terkena hujan dan panas, apalagi batu maqom ini ribuan tahun dalam keadaan terbuka dan tidak dimasukkan kedalam wadah tertutup seperti keadaannya sekarang.
 
Maqam Ibrahim tersimpan di kotak kaca kristal


Saat ini, batu Maqom Ibrohim diletakkan didalam kotak kaca kristal dengan rangka tembaga. Bagian luarnya dilapisi kaca bening setebal 10 mm yang tahan panas dan anti pecah, sehingga Maqom Ibrohim dapat dilihat dengan jelas dari luar. Batu tersebut diletakkan di atas marmer putih dilapisi granit agak kebiru-biruan.


KEUTAMAAN DAN KEMU'JIZATAN MAQOM IBRAHIM

Maqom Ibrohim merupakan salah satu kemukjizatan yang diberikan Alloh kepada Nabi Ibrohim, sebagaimana yang difirmankan Alloh dalam QS Ali Imran ayat 97, yang artinya: "…Padanya (Baitullah) terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) Maqom Ibrohim; …."
1). Batu Maqom Ibrohim berasal dari bebatuan surga, sebagaimana Hajar Aswad.
2). Di atas Maqom Ibrahim nampak jelas bekas jejak kedua telapak kaki tanpa alas Nabi Ibrahim. Menurut riwayat dari sahabat Jahm ibn Hudzaifah al-Qurasyi, jejak telapak kaki Nabi Ibrahim mirip dengan telapak kaki Rosululloh.
3). Maqom tersebut dapat naik dan turun secara otomatis sesuai yang dibutuhkan oleh Nabi Ibrahim sewaktu meninggikan tembok bangunan Ka'bah .
4). Keabadiannya sepanjang sejarah para Nabi. Walaupun ada usaha pencurian dan adanya terpaan cuaca atau badai di Masjidil Haram selama ribuan tahun, kondisi Maqom Ibrohim tetap terpelihara dengan baik sampai sekarang, bahkan sampai kiamat. Ini tentu suatu kemukjizatan, apalagi dulu Maqom Ibrohim dalam keadaan terbuka, tanpa adanya penutup dan pengaman.
5.  Terjaga dan luput dari penyembahan kaum musyrikin. Orang-orang arab jaman jahiliyah mayoritas menyembah batu-batu berhala, namun tidak ada seorang pun yang menyembah batu Maqom Ibrohim.

Shalat sunat Thawaf di belakang Maqam Ibrahim
6). Disunnahkan sholat sunnah sehabis melakukan thowaf di belakang Maqom Ibrahim. Ini menunjukkan keutamaannya, dan keutamaan shalat di situ. Oleh karena itu pula, di tempat inilah Imam sholat berdiri untuk semua macam shalat berjamaah di lokasi Masjidil Haram.