Minggu, 26 Mei 2013

MKTS - 8. Etika dan Strategi Mencium Hajar Aswad

____________________________
Oleh Achmad Suchaimi








Etika Mengusap dan Mencium Hajar Aswad :

1).  Mencium, menyalami atau mengusap Hajar Aswad sambil membaca, Bismillaahi, Walloohu Akbar.
2).  Mencium, menyalami dan mengusap Hajar Aswad hukumnya sunnah, sedangkan menjauhi perbuatan yang dapat menyakiti orang lain hukumnya wajib. Oleh karena itu, sewaktu mencium atau menyalaminya dilarang melakukan hal-hal yang menyakiti orang lain seperti menyikut, memukul, mendorong, mendesak, mengusir, mencela, berkata kotor dan sejenisnya. Jika tidak mampu menghindari keharaman tersebut, lebih baik melambaikan tangan ke arahnya lalu dikecup.
Haram:  Rebutan sambil dorong, sikut, tarik, dll
  3).  Kaum wanita sebaiknya tidak ikut-ikutan berebut mencium Hajar Aswad, terutama pada waktu penuh sesak dengan kaum lelaki. Lebih baik mencium atau menyalami nya dari jarak jauh dengan isyarat lambaian tangan, sebagaimana hal ini pernah dilakukan oleh ‘Aisyah, isteri Rosululloh.
4). Tidak bersuara keras dan menjerit sewaktu akan atau sesudah mencium Hajar Aswad.
5). Sebaiknya sebentar dan tidak berlama-lama sewaktu mencium, menyalami atau mengusap Hajar Aswad, karena banyak orang yang antri menunggu giliran.
6). Dilarang berhenti di garis atau sekitar lokasi Hajar Aswad sekedar untuk berdoa atau sholat, karena sangat mengganggu orang-orang yang sedang thowaf.


Strategi Mencium dan Mengusap Hajar Aswad dengan Mudah dan Aman
Wanita sebaiknya tidak ikut-ikutan
Mengecup/mencium Hajar Aswad sunnah hukumnya, baik bagi orang yang sedang atau selesai thowaf maupun dalam kondisi tidak sedang thowaf. Dengan syarat, ketika berusaha mencium Hajar Aswad, jangan sampai menyakiti orang lain, misalnya dengan cara menyikut, menarik pundak/tangan, memukul, menyingkirkan, mendorong, ataupun hal-hal lain yang dapat menyakiti hati orang. Jika hal ini terjadi, maka pahala mencium Hajar Aswad akan menjadi sia-sia, dan lebih baik tidak menciumnya. Sebab, menyakiti (hati) orang lain adalah haram hukumnya dan merupakan larangan bagi orang yang sedang berhaji / berihram, sementara hukum mencium Hajar Aswad adalah sekedar sunnah, bukan wajib.
 
Berdasarkan pengalaman penulis beberapa kali mencium Hajar Aswad (1998 dan 2008), ada dua strategi atau kiat mencium Hajar Aswad dengan mudah dan tanpa menyakiti orang lain: 

Dari arah Rukun Yamani
Pertama, Strategi Mengikuti Arus orang thawaf. Sejak dari rukun Yamani (sudut Ka’bah sebelah barat), usahakan badan (bagian pundak kiri atau dada) menempel terus ke dinding Ka’bah, dan jangan sampai lepas. Biarkan badan Anda terdorong sendiri oleh orang-orang di belakang Anda, sehingga sedikit demi sedikit Anda akan sampai di dekat Hajar Aswad. Pertahankan posisi Anda di situ, dan jangan sampai lepas dari dinding. Jika sudah lepas darinya, Anda akan terus terseret arus menjauhi dinding Ka’bah dan sulit sekali kembali ke tempat semula.  Begitu orang yang mencium Hajar selesai (mengangkat kepalanya), segera masukkan kepala Anda ke Hajar Aswad secara cepat.

 Namun cara ini cukup sulit, berat dan beresiko, sebab di daerah ini cukup padat dan terlalu banyak jamaah haji yang berdesak-desakan berebut kesempatan. 

Pagar tempat berdiri askar
Dari arah Multazam /[pintu Ka'bah
Kedua, Strategi Menantang Arus. Berangat dari arah depan pintu Ka’bah, tempelkan badan (pundak kanan atau dada) secara terus ke dinding Ka’bah, sambil tangan Anda memegangi tembok pagar (tempat berdirinya Askar/Polisi pengatur jamaah yang mencium), dan usahakan jangan sampai lepas atau diterombol orang dari belakang. Usahakan jangan sampai mendorong, menarik, menyikut atau menyakiti sesama jamaah. Biarkan badan Anda terdorong sendiri oleh jamaah dari belakang, sampai posisi Anda di dekat atau di samping orang yang sedang mencium Hajar Aswad. Begitu kepala orang tersebut diangkat dan ingin melepaskan dari desakan orang-orang, secara cepat peganglah “bibir pelindung” atau “perak pengikat” Hajar Aswad, tariklah tubuh Anda dan masukkan kepala kedalamnya secara cepat, kemudian ciumlah secukupnya dan jangan terlalu lama, karena masih banyak orang lain yang menunggu giliran.
 Cara ini lebih lancar, mudah dan lebih banyak suksesnya, karena daerah antara Maqam Ibrahim, pintu Ka’bah, Multazam dan Hajar Aswad relatif agak kosong dan sering luput dari perhatian mayoritas jamaah yang ingin  mencium Hajar Aswad. 

Syadzarwan, kaki Ka'bah
Cara Melepaskan diri dari himpitan. Pada saat Anda sedang dan selesai mencium Hajar Aswad, Anda tentu akan terjepit dan dihimpit oleh para jamaah dari arah kiri, kanan dan belakang. Untuk melepaskan diri dari himpitan tersebut, doronglah “syadzarwan” (kaki Ka’bah /pelengsengan bawah tembok Ka’bah) dengan kaki sekuat-kuatnya sambil mengucapkan Alloohu Akbar, disertai niat ingin menyelamatkan diri (bukan berniat menjejak atau melecehkan Ka’bah). Insya Allah, para jamaah di belakang Anda dengan sendirinya akan terdorong mundur dan membelah, seolah-olah memberi jalan pada Anda. 
 Jika ingin mengawal isteri untuk mencium Hajar Aswad, posisi isteri berada di depan Anda. Setelah isteri mencium, segeralah Anda tarik / rangkul dari belakang, sambil kaki Anda menjejak pelengsengan tembok bawah Ka’bah sekuat-kuatnya sambil mengucapkan takbir.






__________________________________________
Sumber  :
Judul Buku : Mengenal Kawasan Tanah Suci Makkah-Madinah (Oleh-oleh dari Ibadah Haji)
Penulis : Achmad Suchaimi
Penerbit : Athena Sejahtera Surabaya
Cet.   : 2 - 2010



Tidak ada komentar: